Ikhtiar dan Tawakal, Kunci Sukses Rojalih Bertahan Hidup

Manih, istri Rojalih saat membuka warung. (Foto: Dokumentasi Dompet Dhuafa)

Tidak ada satu pun manusia di dunia yang ingin terjerat rantai kemiskinan. Begitu juga dengan Rojalih (56), pria paruh baya yang sehari-hari menggantungkan hidup dengan berjualan nasi uduk, di halaman rumahnya yang beralamat di Rengas, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Dalam menggeluti usahanya ia tidak sendirian. Sang istri, Manih (52) dengan setia membantunya dalam berjualan. Rojalih sendiri mengungkapkan, sang istrilah yang sering menjalankan usaha warung nasi uduknya tersebut yang telah berjalan selama kurang lebih lima tahun.

“Saya sekarang sering sakit-sakitan, makanya istri saya yang sering gantikan saya berjualan,” terang pria asli Betawi ini.

Rojalih mengaku, butuh perjuangan yang sangat keras dalam merintis usaha warung nasi uduknya tersebut. Ia bercerita, sebelum memulai usahanya, Kong Jalih, sapaan akrabnya sehari-hari ini kesulitan modal usaha. Berbagai upaya telah dilakukannya agar dapat membuka usaha seperti, meminjam modal dengan kerabat terdekat, teman, hingga para tetangga. Namun, belum banyak yang bisa membantu mewujudkan keinginannya tersebut.

“Nggak banyak yang bantu, ya mungkin mereka juga lagi banyak kebutuhan. Saya nggak bisa memaksakan mereka. Yang penting kan usaha dulu,” ujar bapak enam anak ini.

Melihat sang suami berupaya keras dalam mewujudkan impiannya untuk membuka usaha, sebagai seorang istri, Manih pun tidak tinggal diam. Ia pun berusaha keras mencari pinjaman modal usaha. Alhamdulillah, salah seorang teman dekatnya menginformasikan tentang Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa, dan menyarankannya untuk bergabung.

“Saya emang sebelumnya pernah dengar Dompet Dhuafa, tapi saya nggak tau gimana caranya buat pinjam dana di situ,” ungkapnya.

STF sendiri merupakan program ekonomi Dompet Dhuafa yang berperan sebagai bank orang miskin. Transaksi dominan yang dikembangkan adalah berbasis kepada akad dana kebajikan (Qardhul Hasan), yakni meminjam dengan pengembalian tanpa tambahan bunga maupun bagi hasil.

Atas informasi yang diperoleh Manih dari teman dekatnya tersebut, Kong Jalih dan keluarga kini telah menjadi penerima manfaat STF Dompet Dhuafa wilayah Tangerang Selatan. Pinjaman modal usaha pertama yang ditawarinya sebesar Rp. 750.000, hingga berlanjut ke pinjaman ke 2 sebesar Rp 1.000.000. Modal usaha tersebut, langsung dipergunakannya membeli bahan baku untuk membuat nasi uduk dan gorengan seperti, beras, kelapa, tempe, minyak, tepung, dan lain sebagainya.

“Alhamdulillah, dagang dari pagi sampe siang bisa dapet Rp 55.000. Itu juga kalo laku semua, kalo masih banyak yang sisa ya bias dapet Rp 35.000,” terang Manih.

Meski penghasilan yang diterimanya tidak menentu, namun keluarga Kong Jalih selalu bersyukur dan menerima apapun yang ditakdirkan Tuhan untuk keluarganya. Menurut Manih, pantang bagi keluarganya untuk hidup dalam belas kasihan orang lain dan jatuh dalam keterpurukan.

“Yang penting harus Ikhtiar dan Tawakal, itu kunci sukses hidup yang selalu menjadi pesan suami saya untuk keluarga,” pungkas Manih. (uyang)