Iktibar Kematian, Lewat Pelatihan Pemulasaran Jenazah

JAKARTA- Bagi manusia yang bernyawa, kematian menjadi sebuah fase menuju alam akhirat yang kekal. Kematian juga merupakan sebuah pemutus nikmat kehidupan di dunia. Tak jarang, bila setiap manusia enggan, bahkan takut, bila membicarakan sebuah kematian. Padahal, mengingat datangnya ajal atau kematian menjadi suatu kewajiban setiap muslim, agar semakin meningkatkan iman dan takwa dalam beribadah kepada Allah Swt.

Terlebih, pada saat bulan Suci Ramadhan, mengingat kematian menjadi momentum tepat, untuk terus mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta. Atas hal tersebut, Dompet Dhuafa melalui Badan Pemulasaran Jenazah (Barzah), menggelar 18 kali Pelatihan Pemulasaran Jenazah selama Ramadhan yang berlangsung di beberapa wilayah di Jabodetabek. Salah satunya berlangsung di Masjid Nurul Hikmah di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Hadir sebagai pemateri, Ustadzah Nur Sa’adah, dalam pelatihan yang diikuti sekitar puluhan peserta yang terdiri dari anak-anak, orang tua, dan remaja. Dalam materinya, Nur Sa’adah menjelaskan mengenai metode pemulasaran jenazah sesuai dengan tata cara Islam. Selain itu, melalui tata cara pemulasaran jenazah, setiap muslim diingatkan akan kematian.

Menurut Muhammad Ardiansyah, Tim Barzah Dompet Dhuafa, melalui pelatihan tersebut, Barzah juga ingin mencetak kader-kader di masyarakat khususnya dalam pemulasaran jenazah, meskipun itu merupakan fardhu kifayah namun terkadang masyarakat menyepelekan hal ini karena menurut mereka sudah amil yang mengurusinya.

Namun, sangat disayangkan, karena anggapan inilah banyak masyarakat yang tidak mampu bahkan tidak mau untuk mempelajari tata cara pengurusan jenazah, oleh karenanya sering ditemukan di masyarakat kendala ketika terjadi kematian di masyarakat yang lebih dari satu orang diwaktu yang sama, sedangkan di wilayah tersebut hanya memiliki satu amil, maka tentu saja pengurusan jenazah yang seharusnya disegerakan mengalami keterlambatan. Dan terlebih apabila sang amil telah tiada karena satu dan dua hal tidak ada proses regenerasi dan kaderisasi pada masyarakat untuk menangani pengurusan jenazah ini.

“Oleh karena itu barzah dompet dhuafa, dalam hal ini membantu memfasilitasi masyarakat dari berbagai elemen komunitas ataupun ormas agar hal-hal terkait pemulasaran jenazah yang sifatnya indesental ini dapat ditangani dengan baik dan cepat sesuai denga syariah islam,” jelasnya, saat dihubungi pada Kamis (9/7).

Selain itu, Barzah juga ikut andil dalam mengupgrading pemahaman serta wawasan para ‘amilin wal ‘amilat jenazah yang telah dikukuhkan oleh masyarakat dan pemerintah. Karena sering ditemukan para ‘amilin tersebut mendapatkan pengetahuan dan pelaksanaan pemulasaran jenazah hanya berdasarkan apa yang didapat dari amil sebelumnya atau orang yang biasa menangani pemulasaran jenazah. Hal ini menjadikan pengetahuan dan pengamalan ‘amilin terkait pemulasaran jenazah ini banyak terkontaminasi dengan tradisi-tradisi setempat/lingkungan.

“Barzah dompet dhuafa mempunyai kewajiban untuk menjelaskan dan meluruskan kepada masyarakat apa saja yang merupakan tradisi dan apa saja yang merupakan kewajiban dari syariat yang telah digariskan oleh Islam,” paparnya.

Salah satu peserta pelatihan, Zakaria, mengungkapkan, merasa bersyukur dengan pelatihan pemulasaran jenazah yang digelar Tim Barzah Dompet Dhuafa. “Saya ingin ada masyarakat sini yang bisa, biar kalau ada yang meninggal dunia, tidak harus memanggil orang jauh lagi untuk urus jenazah,” harapnya. (uyang)

 

#Ramadhan, Ambil Berkahnya

“22 tahun Dompet Dhuafa Tumbuh Bersama, mari bergandeng tangan wujudkan kemandirian”