Indahnya Berbagi Harapan Dengan School For Refugees

TANGERANG SELATAN — Sahabat Berbagi Harapan (SBH) Dompet Dhuafa menggelar event berbagi harapan dengan para siswa School For Refugees (SFR), di Kantor Dompet Dhuafa Ciputat, Kamis (8/6). SBH merupakan program berbagi harapan baru kepada pihak yang kurang beruntung atau membutuhkan. Salah satunya teman-teman dari SFR yang merupakan pengungsi dari berbagai negara. Kegiatan ini dibuat dalam rangka memeriahkan Ramadhan 1438 H/2017.

SFR adalah bagian dari program Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa. Sekitar 100 murid SFR cabang Ciputat dan keluarga yang berasal dari Libya, Somalia, Etiopia, dan Irak, turut meramaikan acara kali ini. Sebelum berbuka puasa, panitia menyiapkan sejumlah kegiatan seperti lomba balap kelereng, lomba mengoper sarung, mendongeng oleh Kak Shalipp, pementasan tari dan menyanyi, serta pembagian parcel. Saat berbuka puasa seluruh peserta menyantap makanan bersama, tanpa ada perbedaan ras, agama, dan suku.

Harini (26), mengaku tujuan diadakannya kegiatan berbagi harapan adalah untuk mempererat tali persaudaraan dan ajang silaturahmi antar murid dengan guru. Selain itu, ternyata kegiatan serupa telah diadakan tahun lalu karena SFR baru diresmikan pada 2016 silam. Tidak hanya murid SFR, belasan refugees juga turut meramaikan kegatan ini sebagai ajang pertemuan antar refugees.

“Tahun ini kegiatan SBH untuk School for Refugees menginjak tahun kedua. Semoga dengan dilaksakannya kegiatan ini dapat memperat tali persaudaraan kami dan keluarga dari pihak murid. Selain itu untuk menyambung silaturahmi dengan Dompet Dhuafa,” ujar Harini, selaku ketua pelaksana.

Harini berharap dengan adanya kegiatan seperti ini dapat mengasah kepercayaan diri murid dengan menampilkan tarian dan bernyanyi saat acara berlangsung. Juga turut dipacunya semangat para murid untuk belajar lebih giat dan rajin menghafal Al-Qur’an, karena salah satu siswa SFR sudah menghafal 20 Juz Al-Qur’an. Kegiatan SBH juga diharapkan dapat membuat jalinan silaturahmi lebih erat antar pihak guru dan keluarga. (Dompet Dhuafa/Eva Fauziah)