Indonesia bersepakat Tampung Rohingya Selama Satu Tahun

Konflik etnis Rohingya di negara asalnya, Myanmar, membuat kelompok etnis itu berpindah-pindah mencari suaka di negara-negara tetangga. Bukan hal mudah bagi mereka untuk mencari suaka di negara tetangga. Berlayar menggunakan perahu dari satu negara ke negara lainnya selama berbulan-bulan menjadi kesulitan yang harus mereka tempuh.

Thailand dan Malaysia menjadi sasaran negara tujuan untuk muslim Rohingya singgah. Namun, pelayaran mereka tak hanya berujung di kedua negara tersebut. Perahu-perahu muslim Rohingya juga terus melaju menuju perairan Indonesia.  

Sejak konflik etnis tersebut terjadi pada 2012 lalu, sebanyak 11.491 orang pengungsi Rohingya terdampar di Indonesia. Jumlah tersebut bertambah pada tahun 2015, sekitar 1700 pengungsi Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh pencari suaka terdampar di perairan Aceh dan Sumatra Utara dalam empat periode terakhir.

1722 pengungsi Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh telah ditempatkan di 4 daerah pengungsian yang berada di wilayah Aceh dan Sumut. Dompet Dhuafa sebagai lembaga kemanusiaan yang bergerak di bidang zakat, infak, dan sedekah turut menurunkan bantuan untuk pengungsi Rohingya.

“Bantuan pangan, susu, pakaian, dan obat-obatan telah didistribusikan ke posko pengungsian. Selain itu, tim medis Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa juga memberikan layanan kesehatan di pengungsian,” diungkapkan oleh tim respon Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa.

Saat ini pemerintah Indonesia dan Malaysia bersepakat untuk menampung para imigran asal Myanmar dan Bangladesh selama satu tahun sebelum ditempatkan di negara ketiga. “Ini terobosan baru dalam upaya penanganan pengungsi yang kelaparan di tengah laut,” jelasnya.

Pemerintah Indonesia membuktikan komitmen untuk menerima imigran asal Myanmar dan Bangladesh. Dalam pengungsiannya di Aceh, pengungsi diperlakukan secara layak. “Masyarakat Aceh pun memberikan perhatian manusiawi dengan menyambut kedatangan para imigran,” papar tim respon DMC Dompet Dhuafa.

Kondisi para pengungsi sebagian masih terlihat lemah karena terlalu lama dehidrasi di lautan. Berdasarkan data Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB, pelarian rohingya ini diselundupkan calo imigran dengan perahu. Kondisi para rombongan pengungsi tersebut terbilang sangat mengenaskan karena kondisi kesehatan mereka yang memburuk akibat dehidrasi, luka robek, dan patah tulang.

Dompet Dhuafa berkomitmen membantu para pengungsi tersebut untuk pemenuhan hak dasar di pengungsian seperti bantuan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan. Sampai saat ini tim relawan Dompet Dhuafa masih membantu layanan pendidikan di salah satu pengungsian di wilayah Aceh. (Gita)