Indonesia Health Outlook 2015: Menuju Masyarakat Indonesia Berbudaya Sehat, Berdaya, dan Produktif

JAKARTA- Kesehatan menjadi sumber utama kehidupan manusia. Tak hanya sebagai sumber kehidupan, kesehatan juga menjadi bagian dari hulu pembangunan nasional bangsa Indonesia. Di tahun ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencanangkan visi Indonesia Sehat bersinergi dengan berbagai pihak baik pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan swasta. Ya, hal tersebut tertuang dalam diskusi Indonesia Health Outlook 2015, “Membangun Masyarakat Indonesia Yang Berbudaya Sehat, Berdaya, dan Produktif” yang digelar Dompet Dhuafa pada Rabu (22/4), di Hotel Puri Denpasar, Jakarta.

“Tidak mudah memang menjadikan negara ini sejahtera khususnya dalam hal kesehatan. Namun, kami dari Kemenkes terus berupaya bersinergi merangkul berbagai pihak, untuk mewujudkan visi tersebut,” ujar Kartini, Pembicara dari Kemenkes RI.

Kartini menjelaskan, arah kebijakan Kemenkes pada 2015 hingga 2019 mendatang, mencangkup beberapa hal di antaranya, penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary health care), penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan mengikuti siklus hidup manusia (continuum of care), dan intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk) seperti kelompok rentan dan daerah bermasalah kesehatan.

“Program kesehatan apapun tidak akan baik jika tidak ada program peningkatan kesehatan, begitu juga dengan sarana-prasana kesehatan tidak akan berfungsi dengan baik jika yang datang ke puskesmas adalah masyarakat yang sakit parah,” paparnya.

Ia menegaskan, paradigma hidup sehat sangat dibutuhkan masyarakat bangsa ini guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Paradigma sehat ini mampu direalisasikan dalam bentuk berbagai program sosialisasi kesehatan baik promotif dan preventif di setiap jejaring kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu, Unit Kesehatan Sekolah, dan layanan kesehatan lainnya.

“Paradigma sehat harus segera diterapkan, agar masyarakat yang datang ke dokter bukan berarti sakit tapi untuk pencegahan sakit,” jelasnya.

Di sisi lain, Doni Wibisono, perwakilan dari Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) menuturkan, peran industri makanan dan minuman dalam pembangunan kesehatan nasional memiliki pengaruh yang sangat besar. Untuk itu, langkah pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan harus mendapat dukungan penuh dari berbagai kalangan, demi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun  mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

“Kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat,” terangnya.

Mendukung visi Indonesia Sehat 2015, Dompet Dhuafa  sebagai lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa di bidang pengentasan kemiskinan telah turut mengambil peran dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia melalui 12 Layanan Kesehatan Cuma-Cuma yang fokus pada pemberdayaan kesehatan masyarakat dan layanan medis dasar (PPK 1) dan Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu (RST DD) yang memberikan pelayanan medis lanjutan.

“Dalam menyusun program-programnya, Dompet Dhuafa melakukan baseline survey di kawasan Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC). Kami terus berikhtiar melakukan pemerataan pemberdayaan masyarakat dari Sabang sampai Merauke,” pungkas Yudha Abadi, General Manager Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa.  (uyang)