Indonesia Mampu Jadi Surga Kopi Dunia

PHILADELPHIA- Keragaman dan kenikmatan kopi Indonesia memang tak ada duanya di dunia. Inilah yang terungkap di sela-sela diskusi mengenai kopi Indonesia, dalam acara  Entrepreneur Talks dan Movie Screening film “Aroma of Heaven: Biji Kopi Indonesia” di Huntsman Hall, Wharton School of Business, University of Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat.

Dalam diskusi yang dipandu oleh Indah Nuritasari, CEO Indonesian Lantern, ini ternyata kopi Indonesia memiliki prospek yang sangat besar di pasar Amerika Serikat. Menurut Siandayani, salah satu pembicara dalam acara diskusi tersebut menuturkan, kopi Indonesia saat ini memiliki peringkat kelima dari negara-negara pengekspor kopi ke Amerika Serikat.

“Luasnya geografi Indonesia memunculkan keragaman rasa kopi Indonesia. Walaupun pohonnya sama, jika ditanam di tempat berbeda, maka rasanya akan berbeda,” ujar Siandayani yang juga merupakan Manager Old City Coffee-Philadelphia ini.

Siandayani menjelaskan begitu detail tentang jenis-jenis kopi, persaingan para pengekspor kopi, dan tips membuka coffee shop di Amerika Serikat. Sayangnya kualitas kopi Indonesia sering kali tidak sama dari waktu ke waktu. Kadang sangat baik, namun kadang juga kualitasnya turun drastis. Ini tidak lepas dari kesulitan para petani kopi di Indonesia.

Perwakilan petani kopi , Kuswolo Darmo mengungkapkan, bahwa petani kesulitan menjaga kualitas karena beberapa hal. Pertama, lokasi perkebunan kopi yang terletak di atas gunung membuat para petani kesulitan untuk memantau kesehatan tanaman kopi. Sebagian besar petani kopi Indonesia juga merawat tanaman kopi secara tradisional dan organik karena tidak punya kecukupan modal untuk membeli pestisida atau obat tanaman lainPertanian organik memang baik, namun penjagaan kualitasnya sulit sekali. Juga secara industri, kopi Indonesia akan menjadi mahal karena ongkos produksi yang mahal. 

Kedua, petani tidak memiliki cukup posisi tawar (bargaining position) di hadapan para pengepul tingkat kecamatan atau kabupaten yang mampu menekan harga bagi para petani. Oleh karena nya, lembaga tempat Kuswolo bekerja, Pertanian Sehat Indonesia-Dompet Dhuafa, melakukan pembentukan dan pendampingan kelompok-kelompok petani.

Di lembaga inilah petani diajarkan mengemas sendiri produk mereka dan menjualnya langsung ke pasar tanpa mengikuti rantai pembelian para tengkulak di desa dan di kabupaten/kota. Salah satu kopi yang terbaik dari komunitas petani ini adalah Kopi Berlian SAE dari Temanggung.

Hal ini juga yang mendorong Budi Kurniawan, pembuat film “Aroma of Heaven: Biji Kopi Indonesia”, untuk membuat kopi Indonesia. Berawal dari hobi minum kopi, Budi mendapatkan ide untuk mempromosikan kopi Indonesia ke hadapan dunia. Dalam filmnya, Budi seakan-akan ingin mengembalikan kejayaan kopi Indonesia yang pernah memasok 2/3 kopi di Eropa.  Budi juga menerangkan perjalanannya selama di beberapa kota di Amerika Serikat dalam rangka mempromosikan film dan kopi Indonesia.

 “Terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Permias Philadelphia dan Dompet Dhuafa USA untuk pemutaran film ini,” tambahnya. (Haryo)

 

 

Editor: Uyang