Ingin Tebus Ijazah, Agar Segera Cari Nafkah

Chaerul Azhar (19), penerima manfaat LPM Dompet Dhuafa Program Tebus Ijazah. (Foto: Dok LPM Dompet Dhuafa)

Bagi seorang remaja, menikmati masa muda menjadi hal paling penting yang tak boleh dilewatkan. Masa-masa yang penuh keceriaan dan semangat yang menggelora itu sering mereka isi dengan kegiatan yang menyenangkan seperti, bermain dengan teman sebaya, berkunjung ke tempat hiburan, dan lain sebagainya. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Chaerul Azhar (19), pemuda asal Desa Jampang, Kemang, Bogor, Jawa Barat ini.

Di saat teman-teman seusianya tengah asik bermain, Irul demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini lebih memilih untuk menjadi pejuang bagi keluarganya dikarenakan keterbatasan ekonomi yang tengah dialami. Maklum, sang ayah hanya menjadi pekerja serabutan dengan profesi tak menentu. Pemuda yang telah lulus SMA dua tahun silam ini, harus membantu mencari nafkah bagi keluarganya bekerja sebagai buruh di tukang ikan hias.

“Kasian liat bapak cari uang buat hidupin kita. Apalagi adik saya masih sekolah. Makanya saya berusaha bantu, meski hasilnya nggak seberapa,” ujarnya saat ditemui Tim Survei Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa pada Februari lalu.

Dikenal sebagai pemuda yang sangat ulet dan rajin, Irul sangatlah berbeda dengan teman-teman sebayanya. Pemuda yang satu ini jauh dari kebiasaan anak muda lain yang suka jalan-jalan dengan teman bermainnya, bermain gadget atau sekedar bersantai menonton televisi.Kesehariannya disibukkan dengan aktivitas mencari uang bekal kehidupan, di sela waktu belajarnya.

Hidup dalam keterbatasan ekonomi menjadi hal yang tak diinginkan setiap orang, begitupun dengan Irul dan keluarga. Namun, kini ia hanya bisa pasrah dan ikhlas dalam menjalani cobaan hidup tersebut.Demi menyambung hidupnya bersama keluarga tercinta hal inipun harus dijalani.Ditambah lagi, Ijazah tanda kelulusannya yang masih ditahan oleh pihak sekolah menjadi hambatan utama baginya untuk melamar pekerjaan yang lebih layak.

“Saya mah pengennya bisa kerja yang lebih baik. Misal ngelamar jadi petugas kebersihan di sebuah perusahan. Saya mah dah bersyukur yang penting bisa kerja,” imbuhnya lirih.

Melihat kegigihan dan semangat yang ditunjukkan Chaerul Azhar yang ikhlas menjadi penopang ekonomi keluarga, Dompet Dhuafa, melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) memberikan bantuan menebus ijazah dengan dana sebesar Rp 950 ribu kepada pihak sekolah.

“Alhamdulillah, saya bersyukur banget bisa dapatkan ijazah saya ini. Terima kasih Dompet Dhuafa,” ucapnya terharu.

Chaerul Azhar hanyalah salah satu kisah anak bangsa yang memiliki kehidupan jauh dari hingar bingar dan kebebasan anak muda pada umumnya. Masih banyak lagi di luar sana anak-anak seusianya yang juga sudah berjuang untuk keluarganya. Semoga kegigihan dan keuletannya dalam menjadi penopang kehidupan keluarga dapat menjadi tauladan kita semua dalam menjalani kehidupan dengan penuh syukur dan keikhlasan. (uyang)