Inovasi Mengajar Kreatif Guru SMT

Guru Lulusan SMT Padang, Witra Ria Rahmi, tengah asyik  memperagakan metode praktek belajar menggunakan media pembelajaran bersama siswa-siswanya di SDN 08 Alang Laweh, Padang

 

PADANG—Program School of Master Teacher (SMT) Dompet Dhuafa Singgalang telah melahirkan generasi guru transformatif di Sumatera Barat. Program yang berupa perkuliahan gratis selama empat bulan yang telah melahirkan alumni sebanyak 90 orang ini, digagas untuk mengedepankan karakter guru sebagai pengajar, pendidik, dan pemimpin yang berbasis kreativitas dan inovasi dalam mengajar di kelas.

Hal ini terbukti, dan dapat dilihat dari aksi para guru lulusan SMT dalam praktek mengajar di kelas masing-masing.

Contoh inovasi pembelajaran ini dapat dijumpai di SDN 08 Alang Laweh Padang, yang digagas oleh Witra Ria Rahmi, lulusan SMT wilayah Padang. Guru yang akrab disapa Buk Wit ini mengajak kelasnya turut serta dalam kreasi menggunting, membentuk, dan menempel untuk mengasah kreativitas siswa.

Ada juga Guru SD YPMK Mitra Kerinci, Kasmadewi Hermawan, yang menginovasi kelas dengan media pembelajaran mengurutkan bilangan dan mozaik bagi siswa kelas I.

Tak kalah seru, metode belajar menggunakan media pembelajaran juga dilaksanakan oleh Lulusan SMT Payakumbuh, Gita Ristralia dalam pembelajaran Matematika kelas VI, SD N 01 Limuku, Kab. Limapuluh Kota.

“Belajar matematika dikelas VI tentang titik koordinat pada bidang cartecius saya kombinasikan dengan game antar dua kelompok A dan B. Masing-masing kelompok berlomba menempelkan gambar pada perintah soal yang sudah disiapkan.

Mula-mula tiap kelompok menyanyikan yel-yel untuk motivasi kelompoknya, kemudian memilih satu orang perwakilan kelompok untuk maju secepat mungkin memilih gambar sesuai perintah soal dan menempelkan pada posisi yang sudah ditentukan, misalnya : Bintang kuning pada posisi (A,10) maka utusan kelompok berpacu mengambil gambar bintang kuning untuk ditempelkan di koordinat tersebut. Lucu juga sih terkadang karena terlalu ingin cepat ada juga siswa yang salah ambil gambar karena saya juga menyediakan gambar bintang merah, hijau dan biru”, papar Bu Gita.

Menurut Gita, kegiatan ini juga untuk meningkatkan kosentrasi, cepat tanggap dan kerjasama antar kelompok. Kelompok yang bekerja secara cepat dan tepat mendapat point smile untuk setiap perintah soal.

“Pengalaman baru yang diperoleh siswa, membuat seisi kelas saya bersemangat dan antusias. Semoga pengalaman saya ini juga dapat diterapkan di kelas oleh guru lainnya,” pungkas Bu Gita. (DD Singgalang/Nisa)