Jadi Anggota STF Dompet Dhuafa, Sutaryo Semakin Gigih

Rasanya tidak ada satupun manusia yang ingin hidup susah. Begitu juga Sutaryo (55), pria paruh baya asal Cilacap, Jawa Tengah. Harapan untuk hidup berkecukupan mungkin hanya menjadi impian yang selalu menari-nari di pikirannya. Keterbatasan ekonomi yang dirasakannya sudah cukup lama menemani hidupnya di usianya yang semakin menua ini.

“Hidup boleh susah, tapi usaha dan doa terus dilakukan sampai akhir hayat,” ungkap Sutar, demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini bersemangat.

Keterbatasan ekonomi yang menjadi problematika hidup selama ini dirasa Sutar bersama keluarga mengajarkannya untuk selalu tetap sabar dan ikhlas menerima takdir Tuhan. Namun, pantang baginya untuk meminta belas kasihan terhadap orang lain. Ia sangat yakin, bahwa suatu saat akan ada kebahagiaan yang menanti ia dan keluarganya.

“Gusti Allah itu nggak tidur, kalo mau berusaha pasti ada jalannya,” ujar bapak beranak tiga ini.

Kehidupannya yang semakin sulit membuatnya memutuskan untuk mengadu nasib di Tangerang Selatan. Dengan memboyong seluruh keluarganya, ia tinggal di sebuah kontrakan di kawasan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Perasaan bingung pun mulai dirasakan Sutar saat membawa keluarganya untuk pindah di Tangerang. Maklum, saat itu Sutar belum terpikirkan ingin bekerja atau membuka sebuah usaha. Pengalaman kerja saat Sutar di kampung halamannya dulu hanya menjadi buruh pabrik dan bangunan.

“Saya pengen sekali bisa buka usaha. Tapi nggak punya modalnya. Kalo jadi kuli bangunan lagi saya sudah nggak kuat,” paparnya.

Kini, membuka sebuah usaha rumahan menjadi keinginannya agar dapat memperbaiki ekonomi keluarga. Usaha tahu kedelai menjadi usaha pilihannya, karena Sutar pernah berpengalaman membuat tahu kedelai di kampungnya.

Meski masalah keuangan menjadi hambatannya untuk mewujudkan harapannya tersebut, Sutar lantas tidak tinggal diam. Berbagai upaya pun dilakukannya, seperti meminjam uang dengan kerabat dan teman-temannya yang tinggal di Jakarta. Namun, upaya yang dilakukannya belum membuahkan hasil.

“Mungkin kebutuhan hidup mereka juga sulit. Ya, mau gimana lagi. Saya nggak bisa maksa juga,” ucapnya.

Ketika upaya yang dilakukannya belum berhasil, hanya kekuatan doa yang dilantunkan Sutar dan keluarga setiap harinya, agar keinginannya untuk mendapatkan pinjaman modal dan mendirikan usaha tahu.

Doa yang dipanjatkannya selama ini di dengar oleh Yang Maha Kuasa. Kerabat dekatnya tiba-tiba memberikan informasi tentang Program Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa kepada Sutar. Pinjaman modal usaha tanpa bunga yang ditawarkan STF ini membuatnya semakin berharap dapat dibantu oleh salah satu program ekonomi Dompet Dhuafa ini.

Tanpa keraguan, Sutar pun akhirnya mendaftar dan bergabung dengan program STF Dompet Dhuafa Cabang Tangerang Selatan. Pinjaman pertama sebesar Rp 750 ribu yang diperolehnya tersebut langsung dimanfaatkannya untuk membeli bahan-bahan pembuat tahu seperti kedelai, alat tumbuk, dan lain sebagainya.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur, STF Dompet Dhuafa membantu saya,” pungkasnya. (uyang/gie)