Jadi Kuli Pengupas Kerang, Oyoh Raih Pundi-pundi Rupiah

Sesekali wanita bertubuh tambun itu menyeka keringat yang menetes di wajahnya. Sambil mengaduk-aduk kerang hijau yang tengah direbusnya, Oyoh demikian nama ibu tangguh ini, yang setiap harinya mencari nafkah menjadi kuli pengupas kerang, di wilayah di kawasan Kampung Rujak Beling RT 03/17 Desa Margaluyu, Serang, Banten.

Bersama 10 ibu tangguh lainnya, ibu berusia 53 tahun ini terlihat gesit, dalam mengolah tumpukan kerang. Dalam sehari, Oyoh bersama teman-temannya mampu membersihkan kerang sekitar 15 hingga 30 kilo. Aktivitas ini memang sudah biasa ia jalani, kendati memang dirasakannya sangat berat, namun ia tetap bersabar dan berjuang demi mencukupi keluarganya.

Selain memperbaiki perekonomian keluarga, Ibu yang terkenal rajin dan ulet ini juga memiliki alasan tersendiri mengapa ia nekat untuk menjadi kuli pengupas kerang. Lantaran melihat sang suami yang berprofesi sebagai nelayan kerang sangat bekerja keras demi meraih penghasilan bagi kesejahteraan keluarga.

“Liat suami banting tulang cari duit masa saya diem aja. Ya dari pada saya nganggur di rumah mending saya cari tambahan pengasilan,” ujarnya pada Selasa (3/3).

Setelah menjalani profesi tersebut, Oyoh merasakan kehidupan ekonominya semakin lebih baik. Dengan upah sebesar Rp 2.500/kilo, ia nampak berusaha sekali menyelesaikan olahan kerangnya menjadi pundi-pundi rupiah bagi keberlangungan hidup suami dan 3 orang anaknya.

“Alhamdulillah, lumayan dari penghasilan itu dapur saya tetep ngebul. Paling sama nambah uang jajan anak,” ucapnya tersenyum.

Demikianlah sekelumit cerita tentang Yoyoh, Kuli Pengupas Kerang, yang juga merupakan penerima manfaat Masyarakat Mandiri (MM) Dompet Dhuafa. Dulunya, Desa Margaluyu, merupakan salah satu kawasan yang dikenal dengan sebutan kampung nelayan di Serang, Banten. Di kawasan ini pula, budidaya kerang hijau menjadi matapencaharian utama bagi masyarakatnya. Namun seiring berjalannya waktu, banyak masyarakat setempat yang beralih ke profesi lain dalam mencari penghasilan seperti, buruh bangunan, ojek, hingga mengais rezeki di negeri orang.

Tak ingin pemberdayaan kerang hijau di wilayah tersebut lenyap begitu saja, Dompet Dhuafa melalui Masyarakat Mandiri (MM) berupaya membantu menggairahkan kembali pemberdayaan kerang hijau dengan membentuk sebuah lembaga lokal Ikhtiar Swadaya Mitra (ISM) bernama Sinar Abadi, mengelola, serta melakukan pendampingan program. (uyang)