Jaminan Makan untuk Nenek Sebatang Kara

TANGERANG — Hampir setiap orang di dunia ini mendambakan kehidupan masa tuanya berkumpul bersama orang-orang yang dicintai. Menghabiskan waktu bersama anak dan cucu tanpa diganggu oleh pekerjaan dan dapat beribadah dengan tenang tanpa disibukkan hiruk pikuk urusan dunia yang melelahkan.

Namun lain halnya dengan Nenek Karsih (59), di usia yang sudah senja, ia harus menerima kenyataan hidup. Kini Nenek Karsih menjalani kehidupan tanpa didampingi suami dan anak-anaknya. Suaminya terlebih dahulu meninggal akibat sakit komplikasi. Sedangkan dua anak Karsih meninggal dalam kecelakaan lalu lintas.

Saat ini, ia sebatang kara tinggal di gubuk tua yang tampak tak terurus. Kondisinya hampir menyerupai kandang. Dinding rumah retak dan terlihat guratan batu bata yang menyusun bangunan tua tersebut. Lantainya beralaskan tanah berundak, dan atap rumah yang bolong-bolong akibat genteng yang retak. Karsih tampak getir saat menunjukan kondisi rumah tuanya kepada tim Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa, ketika menyambangi beliau di Kampung Tanah Sebelah RT 021/04 Kedung Dalam, Mauk, Tangerang.  

“Maaf ya kasep, rumah Nenek emang rombeng, maklum tinggal sendiri,” ujar Nenek Karsih sambil membersihkan sisa makanannya.

Meski begitu, Karsih nampak tegar dalam mengarungi masa tuanya. Dalam sikap, perilaku, maupun sifatnya, tak terlihat sedikitpun ia meratapi kehidupan yang serba sulit. Karsih masih menjalani profesinya sebagai petani di petakan sawah tak jauh dari kediamannya. Penghasilan Karsih sebagai Petani tak menentu. Jika masa panen belum tiba, ia hanya mengantongi upah Sepuluh ribu hingga Dua Puluh Ribu Rupiah perharinya. Karsih menyadari meski ia hidup sendiri, ia tak boleh bergantung pada orang lain ataupun tetangga terdekat.

Kerabat dan tetangga Karsih, Saefudin (27), menuturkan, Karsih adalah sosok perempuan yang luar biasa. Walau hidup sendiri ia enggan meminta meski ia tak menampik ada saja tetangga ataupun orang yang sekedar lewat, memberinya bantuan atau sekedar berbagi makan dengan Karsih. “Kalau untuk konsumsi Nenek Karsih, Alhamdulillah warga sekitar sini pada bantu walau gak setiap hari,” kata pria yang aktif di Karang Taruna ini.

Melihat ketegaran dan perjuang hidup Karsih, LPM Dompet Dhuafa menyalurkan bantuan dari para donatur Dompet Dhuafa dalam Program Jaminan Makan untuk penyediaan konsumsi Karsih setiap hari. Bantuan tersebut digulirkan melalui kemitraan dengan warung kecil terdekat. Adanya Program ini diharapkan Karsih mendapatkan kepastian perihal kebutuhan konsumsinya dan bagi warung mitra juga dapat meningkatkan pendapatannya. Dapat dikatakan menggulirkan program dobel manfaat.

“Terimakasih Dompet Dhuafa atas bantuannya, mudah-mudahan semua yang diberikan bermanfaat bagi saya,” tutur Karsih dengan haru.

Ia pun berterimakasih kepada para donatur Dompet Dhuafa yang telah menyisihkan sebagian harta yang dimiliki untuk orang seperti dirinya. Semoga sehat selalu dan rezeki yang diterima diberkahi Allah. (LPM Dompet Dhuafa/Rifky)