Juli hingga Agustus 2014, STF Dompet Dhuafa cabang Tangsel Capai 763 Penerima Manfaat

Salah seorang penerima manfaat Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa cabang Tangerang Selatan saat membayar angsuran. STF merupakan salah satu program ekonomi Dompet Dhuafa yang berfungsi sebagai bank kaum miskin. (Foto: Dokumentasi Dompet Dhuafa)

TANGERANG SELATAN—Tidak terasa, hampir empat tahun sudah Program Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa wilayah Tangerang Selatan digulirkan. Terhitung pada Juli hingga Agustus 2014, STF yang merupakan program ekonomi Dompet Dhuafa yang memainkan peran sebagai bank orang miskin ini, jumlah penerima manfaatnya mencapai 763 orang.

“Tahun ini meningkat drastis jumlah penerima manfaatnya. Jauh berbeda dari tahun sebelumnya,” terang, Kordinator STF Dompet Dhuafa cabang Tangerang Selatan Yetti Cahaya.

Transaksi dominan yang dikembangkan adalah berbasis kepada akad dana kebajikan (Qardhul Hasan) yakni meminjam dengan pengembalian tanpa tambahan bunga maupun bagi hasil.

Yetti menuturkan, dalam pelaksanaan peminjaman dana terdapat kriteria tertentu bagi para calon penerima manfaat yang ingin memperoleh dana pinjaman. Beberapa kriteria peminjam, yakni yang memiliki kemampuan dalam pengembalian modal secara rutin dan lancar (pendapatan dibawah Rp 100 ribu), memiliki keluarga, dan memiliki surat kependudukan lengkap. Para penerima manfaat diberikan pinjaman pertama sebesar Rp 750.000, kedua Rp. 1.000.000, lalu bisa mencapai Rp.2.500.000,-.

“Bila angsuran pengembalian modal pinjaman tidak macet, kami akan perbolehkan para penerima manfaat ini memasuki pinjaman selanjutnya,” ujarnya.

Lantaran minimnya penghasilan para penerima manfaat, rata-rata dari penerima manfaat melakukan pinjaman dana untuk membuka usaha mikro, agar dapat menambah penghasilan mereka untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, tak jarang juga para penerima manfaat yang meminjam dana pinjaman untuk membayar hutang, dan biaya keluarga yang sedang sakit.

“Tapi sejauh ini mereka pinjam dana rata-tata memang mau mengembangkan usaha rumahan mereka,” jelas Yetti.

Dalam hal pengembalian modal, banyak kendala yang dirasakan Yetti dari para penerima manfaat. Segudang alasan beragam yang menjadi penghambat pengembalian dana pinjaman kerap muncul dari para penerima manfaat saat waktu angsuran pinjaman dana tiba seperti, usaha mikro yang dijalani tidak memperoleh keuntungan, usaha rumahannya bangkrut, bayar iuran sekolah anak, dan biaya sakit keluarga.

“Biasanya kita kasih tenggat waktu lagi sama mereka. Kita bisa memaklumi itu,” ujarnya.

STF Tangerang Selatan ini adalah unit kelima yang didirikan oleh Dompet Dhuafa. Sebelumnya beberapa unit program STF telah didirikan di antaranya di wilayah Padang, Tasikmalaya, Mentawai, Wasior, Surabaya, dan Jakarta Barat.

“Saya sangat terus berharap, program STF Tangerang Selatan semakin terbantu dan bermanfaat bagi banyak orang,” tuturnya berharap. (uyang/gie)