Kak Seto, Dukung Gerakan #MelawanAsap Selamatkan Anak Indonesia

Suasana di wilayah Sumatera dan Kalimantan masih diselimuti kabut asap. Bagi masyarakat setempat, merasakan sejuknya udara pagi dan indahnya sinar mentari, mustahil untuk dirasakan sejak beberapa bulan terakhir ini.

Bencana kabut asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan mulai memasuki bulan ketiga. Selama bencana melanda, masyarakat setempat berusaha menjalani aktivitas layaknya seperti hari biasanya. Meski tak dipungkiri, kini masyarakat mulai merasakan kelumpuhan dari sisi perekonomian akibat bencana kabut asap.

Kebun kelapa sawit dan karet yang menjadi lahan matapencaharian sebagian besar masyarakat di kawasan Sumatera pun rusak. Belum lagi, aktivitas penerbangan di bandara, agen transportasi bus, dan toko-toko makanan dengan terpaksa harus meliburkan diri.

Kini puluhan ribu orang, baik anak-anak maupun dewasa terserang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas). Dan, dampak dari ISPA tentu dapat terus berlanjut sebagai sakit jangka panjang. Bilamana kondisi ini terus dibiarkan, tentu saja akan membahayakan ratusan ribu jiwa masyarakat yang tinggal di wilayah berdampak.

Kondisi tersebut mengundang rasa simpatik berbagai tokoh dan publik figur, salah satunya Kak Seto, Pakar Pemerhati Anak, yang turut bersinergi dengan Dompet Dhuafa saat menggelar aksi simpatik #MelawanAsap, bersama puluhan relawan Dompet Dhuafa lainnya. Ia menilai masyarakat di dalam negeri dan juga negara ini seolah-olah kurang peduli, pada korban-korban yang sudah berjatuhan atas bencana yang terjadi.

Terutama, pada anak-anak dan lansia yang masuk dalam kelompok rentan. Para korban terperangkap dalam lingkungan yang sangat menyakitkan, bahkan bisa mematikan. mereka tidak tahu dan tidak berdaya harus kemana lagi mereka sekedar mencurahkan hati mereka.

“Saya kira aksi dan gerakan #MelawanAsap ini benar-benar mengetuk pintu hati masyarakat seluruh tanah air untuk peduli. Paling tidak perlu adanya upaya penyelamatan sementara untuk menyelamatkan warga yang masuk dalam kategori rentan seperti anak-anak, perempuan, dan lansia keluar untuk bencana asap ini,” ujar Kak Seto.

“Katakanlah ke wilayah yang cukup jauh, misal ke pulau Jawa untuk sementara dan sekitarnya. Mudah-mudahan apa yang digaungkan oleh teman-teman aksi #MelawanAsap ini, mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat termasuk juga dari pemerintah, untuk segera melakukan aksi nyata untuk para korban,” tambahnya.

Lebih lanjut ia menilai, sejauh ini pemerintah sudah melangkah, namun dirasa belum optimal. Bukan hanya sekedar kunjungan ke lokasi bencana, dan memberikan instruksi semata. Namun juga memberi respon darurat untuk masyarakat. Segera menyelamatkan anak-anak, khususnya anak-anak usia dibawah lima tahun.

“Paling tidak dinas kesehatan bisa bergerak atau bersinergi dengan lembaga kemanusiaan seperti Dompet Dhuafa untuk memberikan respon terbaik untuk menyelamatkan mereka,” paparnya.

Ia juga berpesan, Dinas pendidikan juga seharusnya tidak boleh memaksakan proses belajar mengajar anak saat bencana kabut asap masih terjadi. Bagaimanapun, keselamatan dan kesehatan merupakan hal utama yang tidak dapat digantikan.

“Saya berharap, semoga musibah ini segera mereda. Musibah ini menjadi tanggung jawab kita bersama dalam meringankan beban saudara-saudara kita,” harapnya. (Dompet Dhuafa/Uyang)