Kaki Hampir Membusuk Akibat Diabetes Mellitus, Sapar Intens Dirawat LKC Dompet Dhuafa

Sapar (49) pasien penderita Diabetes Mellitus saat dikunjungi oleh Tim Medis LKC Dompet Dhuafa di rumahnya, Kebayoran Jakarta Selatan. (Foto: Dokumentasi LKC Dompet Dhuafa)

Impian seseorang dari kampung untuk mengubah nasib dengan merantau ke Ibu kota Jakarta kadang berubah jauh dari harapan. Berharap menjadi lebih baik justru malah hidup susah dan menderita. Seperti halnya yang dirasakan oleh salah seorang warga di kebayoran Lama Jakarta Selatan, Sapar (49).

Sudah lebih dari 30 tahun, Sapar dengan didampingi oleh istrinya, Sakwen (45) mengadu nasib di Jakarta. Hingga kini pria asal Brebes Jawa Tengah tersebut belum mampu mengubah kondisi ekonomi keluarganya menjadi lebih baik.

Sapar yang pernah menjalani profesi menjadi sopir bajaj ini kini harus hidup menganggur. Ia sudah tidak mampu lagi mencari nafkah membiayai keluarganya. Hal ini disebabkan lantaran ia menderita penyakit gula darah (Diabetes Mellitus) tipe 2 yang sudah komplikasi di bagian kaki sebelah kirinya. Kini Sapar hanya bisa pasrah meratapi nasibnya.

Sapar kini tinggal di sebuah rumah petak yang sangat tidak layak huni. Rumah bedeng berukuran 2 x 5 meter persegi dengan atap berlapiskan plastik itu menjadi tempat istirahat bersama istri dan seorang anaknya.

Meski rumah itu sangat tidak layak untuk disebut tempat tinggal, setiap bulan ia mesti membayar sewa kontrak sebesar Rp 350 ribu kepada pemiliknya. Namun begitu, ia dan istrinya merasa bersyukur dapat tinggal di rumah itu.

“Syukur Alhamdulillah. Biar kalau hujan bocor, masih bisa tinggal dirumah begini,” tutur Sakwen yang sehari-hari bekerja berjualan gorengan untuk mengganti peran suaminya saat ditemui oleh Tim Kunjungan Rumah Pasien (KRP) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa awal September lalu.

Selain sibuk harus berjualan, kini Sakwen disibukan merawat Sapar di rumahnya. Sejak Sapar mengalami komplikasi di bagian kaki kirinya, suaminya itu sudah tidak dapat bekerja dan beraktivitas seperti biasa.

Saat dikunjungi Tim Medis Layanan LKC Dompet Dompet Dhuafa, kondisi Sapar sudah sangat memprihatinkan. Kaki kiri yang dulu normal hampir mengecil, bahkan kadang sangat sulit untuk digerakkan. Bahkan ia kerap kesakitan, karena luka yang dulu kecil akibat terlindas ban kini sudah melebar bahkan hampir membusuk.

Beruntung Sapar terdaftar menjadi peserta LKC Dompet Dhuafa. Ia yang sebelumnya harus datang sendiri berobat ke Klinik LKC Dompet Dhuafa di Tangerang Selatan kini mendapatkan layanan kesehatan Kunjungan Rumah Pasien (KRP). Dengan layanan tersebut, perawatan luka Sapar dapat dikontrol oleh petugas medis LKC Dompet Dhuafa yang datang berkunjung ke rumahnya. (mj/gie)