NGANTANG, MALANG — Hawa sejuk khas udara pegunungan sudah terasa sejak pesawat mendarat di Bandar Udara Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/9). Ini adalah awal perjalanan Jelajah Kurban Nusantara dari tim Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa. Tujuannya adalah di Dukuh Klangon, Pandansari, Ngantang, Malang, yang 2014 silah menjadi desa mati saat Gunung Kelud erupsi.
Ada yang berbeda dari perjalanan kali ini. Tim THK tak sekedar memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kurban di sini. Tetapi, tim THK datang bersama Chef Haryo Pramu dan tim Food Story KompasTV. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah merayakan suka-cita Idul Adha sekaligus mengadakan acara masak besar bersama warga.
Lelahnya perjalanan darat dari Malang ke Ngantang, sirna dalam sekejap. Semua terhapus oleh keramahan masyarakat yang tak henti menjamu kami semua. Jajanan khas kampung datang silih berganti setibanya kami di Klangon.
Klangon menjadi daerah binaan Dompet Dhuafa setelah para donatur dan masyarakat, menggulirkan kebaikannya untuk recovery ekonomi pasca erupsi Gunung Kelud. Kemudian lahirlah program pemulihan ekonomi masyarakat dari Kampoeng Ternak Nusantara dan Pertanian Sehat Indonesia.
“Kami yang tergabung dalam Paguyuban Tani Ternak Kelud Barokah sangat berterima kasih kepada para donatur Dompet Dhuafa. Alhamdulillah kebaikan Anda semua mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat di sini. Pemberian bantuan dan pendampingannya sangat bermanfaat bagi kami semua,” tutur Junari, salah satu peternak mitra, penerima manfaat program ekonomi di kawasan Gunung Kelud.
Kebahagiaan dari buah kebaikan para donatur yang terus terasa dan berlanjut bagi masyarakat Klangon. Bahkan menjelang hari raya kurban ini. Semua persediaan kambing di kandang bersama dari paguyuban Kelud Berkah telah habis terserap oleh program THK. Terima kasih para pekurban, salam dari kami peternak di lereng Kelud. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)
#jelajahkurbanusantara #tebarhewankurban #keludmalang
