Kembali Bangkitkan Usaha Bengkel Sepeda

Pak Kirsan bersama sepeda barunya. (Foto: Uyang/Dompet Dhuafa)

Tinggal sebatang kara di usianya yang semakin menua, tidak membuat Kirsan (63) merasa sulit dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Dengan berpindah-pindah tempat tinggal, dari rumah kakak tertua hingga menumpang hidup di rumah adik perempuannya yang berlokasi di kawasan Citayam, Depok, Jawa Barat, dijalani Kirsan dengan penuh kesabaran.

’’Saya sebenarnya nggak enak juga sama kakak dan adik saya. Tapi, mereka juga kasian sama saya. Dari  pada  ngegembel, iya nggak?,” ujarnya.

Kirsan pun bercerita, beberapa tahun silam, ia pernah menikah dan memiliki keluarga kecil, seorang istri dan anak perempuan. Tetapi, sebuah permasalahan ekonomi mereka kerap berselisih faham sehingga sekian lama menjalin ikatan pernikahan akhirnya ia pun memilih bercerai dengan istrinya.

’’Anak perempuan saya pindah mengikuti ibunya ke kampung halamannya di daerah Semarang,” tambah Kirsan.

Untuk kehidupan sehari-hari, Kirsan hanya mengandalkan dari pendapatan sang kakak dan adik perempuannya. Sebenarnya, berat baginya untuk terus bergantung biaya hidup dengan kedua saudara kandungnya. Semua itu terpaksa dilakukannya karena ia tidak memiliki apa-apa.

’’ Saya yakin, sedikit atau banyak akan merepotkan kakak dan adik saya, kalo saya kelamaan nyusahin mereka,” paparnya.

Namun, perlahan Kirsan mulai bangkit dan menata kembali kehidupannya. memulainya dengan mencari pekerjaan yang lebih layak sebagai penghasilannya dan diharapkan mampu mengubah kehidupannya menjadi lebih baik.

Kirsan sempat bekerja di sebuah bengkel sepeda di daerah Depok.  Ia mengaku, memiliki perasaan tersendiri ketika memperbaiki sepeda dan sangat menikmati pekerjaan tersebut.

Maka ia pun berfikir, seandainya ia memiliki sebuah sepeda dan peralatan untuk bengkel sepeda tentunya ia akan menghasilkan uang sendiri, sehingga ia pun tidak akan merepotkan adik dan kakaknya lagi.

’’Setidaknya untuk makan sehari-hari, saya bisa mencari sendiri dengan usahanya tersebut,” tukasnya.

Namun setelah berfikir, untuk membuka usaha bengkel sepeda keliling, Kirsan harus memiliki modal awal,yakni berupa sepeda dan peralatan untuk reparasi sepeda, dan tentu membutuhkan modal yang tidak sedikit.

’’Saya sempat bingung, kira-kira mau beli peralatan bengkel sepeda dengan uang dari mana?,” ujarnya.

Dibalik kesulitan, pasti Allah memberikan kemudahan. Kira-kira hal tersebut yang kini dirasakan Kirsan. Seusai melaksanakan solat Ashar di masjid dekat tempat tinggalnya, ia bertemu dengan seorang pria yang seusia dengannya. Ia pun berkenalan dan menceritakan keluh kesahnya yang dirasakan selama ini.

Tak lama kemudian, pria tersebut menganjurkannya untuk datang ke Dompet Dhuafa dan menceritakan kesulitan yang dialaminya. Atas saran pria tersebut, Kirsan pun langsung mendatangi Dompet Dhuafa.

Alhamdulillah, atas usaha yang dilakukan Kirsan, Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM), membantunya membelikan sebuah Sepeda dan beberapa peralatan reparasi sepeda untuk usaha yang akan dijalaninya tersebut.

’’Saya sangat bersyukur, Alhamdulillah. Dompet Dhuafa membantu saya. Ini akan jadi sepeda istimewa yang akan saya manfaatkan untuk hidup saya,” pungkasnya. (Uyang)