Kholid: Enam Bulan Melawan Tumor Ganas (1)

Ubaidillah

Kholid: Enam Bulan Melawan Tumor Ganas

Photo by Dicky Juanda

——————————————————————————————-

Kholid Ferdiansyah seorang bocah berusia 8 tahun dari Desa Peunaga Baro, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, seperti biasa ia bermain sepak bola di suatu sore bersama teman-temannya. Kholid memainkan perannya sebagai pesebak bola dengan girang gembira. Namun, nahasnya bocah ini terjatuh kala itu. Kholid abai terhadap sakitnya karena ia merasa seorang pemain bola berhak jatuh kapan saja.

Pulang ke rumah, bocah kelas satu Sekolah Dasar (SD) Kompleks Budha Tzu Chi – salah satu perumahan bantuan tsunami – ini mengeluh kakinya sakit pada sang ibu, Sri Handayani. Ibunya merasa wajar saja anak laki-laki itu sakit setelah main bola. Sudah berulang kali ibu Sri menasehati supaya Kholid tidak terlalu sering main bola. Kholid yang bandel dan sangat hobi terhadap olahraga ini mengabaikan nasehat sang ibu.

Sakit Kholid tak kunjung sembuh. Sri Handayani dan Naidin sedikit khawatir, terlebih melihat benjolan kecil di kaki kiri putra mereka semakin membesar. Dalam panik dan penuh harap keduanya membawa Kholid ke Rumah Sakit Tjut Nyak Dien, Meulaboh. Sesampai di rumah sakit daerah Kholid langsung ditangani oleh dokter setempat. Tak ayal, kekhawatiran kedua orang tua Kholid terbukti benar adanya. Kholid divonis tumor ganas yang mengancam nyawanya.

Orang tua Kholid yang berprofesi sebagai pemulung kalang-kabut. Mereka tidak tahu harus berbuat apa terhadap kesembuhan Kholid. Dalam keputusasaan, kedua orang yang tidak memiliki penghasilan tetap setiap bulan ini melarikan kaki kepedihan mereka ke Kantor Bupati Aceh Barat. Rasa kecewa kembali dirasa oleh Sri dan Naidin, pemerintah daerah Aceh Barat malah mengabaikan tumor Kholid yang semakin membesar dalam waktu enam bulan terakhir. Pemerintah daerah beralasan keluarga kurang mampu ini sudah mendapatkan tunjangan kesehatan masyarakat miskin.

Sri dan Naidin benar-benar putus asa. Rumah Sakit Umum Tjut Nyak Dien sudah angkat tangan dan memberi rekomendasi ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh. Malang kembali mendera keluarga kecil ini, Kholid juga tidak bisa dibantu penyembuhannya oleh RSUZA. Tumor yang diderita Kholid benar-benar di luar jangkauan mereka dan RSUZA menganjurkan untuk membawa bocah ini ke Medan.

Tuhan tidak pernah tidur!

Bersambung …

Tulisann ini sudah melalui proses editing tanpa menghilangkan substansinya, disadur dari http://www.bairuindra.com