Kisah Mulyati, Penerima Manfaat Keluarga Tangguh LPM Dompet Dhuafa

BOGOR — Pada hakikatnya, ujian hidup seorang manusia hanya ada dua, yaitu dikala susah dan dikala senang. Banyak manusia yang tatkala diuji oleh kesulitan, dia mampu untuk bersabar. Namun tatkala diuji oleh kebahagiaan, justru ia terperosok. Ataupun sebaliknya, jika diuji kebahagiaan banyak orang yang bersyukur, dan ketika diuji kesulitan justru bertambah kufur-nya.  

Bagi Mulyati (40), masa-masa bahagia dan masa-masa sulit telah ia lalui. Sempat merasakan kejayaan hidup tatkala suami masih ada, tak menjadikan ibu tiga anak ini “jatuh” ke lubang keterpurukan akibat perubahan nasib yang dialami olehnya.

Saat ini, ia terpisah dari keluarga. Mulyati yang merupakan asli penduduk Jakarta harus berkorban dengan memisahkan diri ikut bersama suami ke Bogor atau tepatnya di Jalan Garuda Satya, RT. 03/02, Putat Nutug, Ciseeng, Bogor. Ditempat inilah kemudian ia bersama 3 (tiga) anaknya menjalani hidup yang amat sederhana namun berlimpah kebahagiaan.

Meski sang suami, Nana (alm) telah meninggalkan dirinya 5 tahun silam, tetapi hal itu tak membuat Mulyati mengiba belas kasih dari orang lain, apalagi keluarga. Dengan berbekal uang Rp. 500 ribu, ia mampu meretas kemandirian ekonomi dengan berdagang kecil-kecilan. “Alhamdulillah mas, waktu dulu modal saya Cuma Rp. 500 ribu bisa bertahan sampai sekarang,” Ujar Mulyati.

Mulyati memang patut bersyukur. Pasalnya banyak tetangga sekitar yang mencoba usaha serupa dengan dirinya, ternyata tak mampu bertahan. Bahkan dalam jangka waktu yang belum mencapai usia satu tahun. Dengan usaha warung yang ia jalankan, Mulyati mampu menyekolahkan dua anaknya, satu diantaranya telah lulus dan bekerja. Namun, Ika (14) anak bungsu Mulyati mengalami down syndrome. Tubuh Ika tak mampu untuk ditegakkan dan berbicara pun agak sulit.

Tiga belas tahun sudah Mulyati dengan sabar dan telaten mengurus, serta berusaha mengobati Ika. Segala macam pengobatan telah ia jalani. Mulai dari pengobatan medis hingga tradisional dan herbal, tetapi hasil yang diinginkan belum signifikan. Mulyati hanya berharap suatu saat Ika mampu menunjukan perkembangan kesehatan yang baik dan tetap tersenyum dengan segala yang ia hadapi. “Terkadang kalo datang waktunya, dia suka kejang-kejang mas. Tapi sekarang udah mendingan,” Ungkap Mulyati kepada petugas LPM Dompet Dhuafa yang menyambangi kediamannya.     

Tak banyak yang tahu, dibalik kesabarannya membesarkan ketiga anak. Ada rahasia yang selama ini ia pendam dan tak pernah diberitahukan pada keluarga. Selama tiga tahun terakhir, Mulyati mengidap kista yang ada dalam tubuhnya. “Waktu akhir 2013 kemarin udah dioperasi di Fatmawati mas, tapi tiba-tiba sekarang kata dokter udah mulai tumbuh lagi,” Ujar Mulyati. 

Mulyati sadar kesehatannya sekarang ini memang tengah menurun, namun hal itu tak lantas membuat Mulyati terpuruk dan putus asa. Ia masih ingin berjuang untuk Ade Mulyana (17), Putera keduanya untuk lulus SMA. “Saya bilang ke anak saya, walau ibu lulus SD, ibu pengen anak-anak ibu bisa jadi orang sukses. Maka itu, saya lakuin sebisa saya supaya anak-anak terus sekolah,” ungkap Mulyati.

Melihat kegigihan dan sifat pantang menyerah dari ibu Mulyati. LPM Dompet Dhuafa memberikan bantuan modal usaha untuk pengembangan usaha warung mikro milik Mulyati dengan mengadakan sembako, agar Mulyati mampu membiayai pengobatannya secara mandiri dan berkala seiring dengan meningkatnya pendapatan Mulyati. Tak hanya itu, Dompet Dhuafa juga memberikan bantuan pemenuhan gizi untuk Ika sang anak bungsu tercinta.

Ia berterimakasih kepada donatur Dompet Dhuafa yang telah memberikan bantuan melalui program Keluarga Tangguh LPM Dompet Dhuafa. Ia berharap dapat membahagiakan anak-anaknya meski dalam keterbatasan saat ini. (Dompet Dhuafa/LPM/Rifky)