TANAH DATAR, SUMATRA BARAT — “Tangannya masih sempat saya genggam. Tapi banjir makin deras dan genggamannya terlepas. Saya enggak tahu dia di mana? Gelap, hanya suara anak saya tuh masih terdengar, nangis minta tolong. Sampai sekarang dia belum ketemu,” tutur Nova (41), menceritakan pengalaman pilu yang ia alami saat peristiwa galodo (banjir bandang) menerjang wilayah Jorong Panti, Nagari Rambatan, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar.
Terjadi pada Sabtu (11/05/2024) dini hari, anak ketiga Nova, Aira Ramadani (7) hanyut dalam galodo. Rumah dan seisinya pun hilang tanpa sisa. Membendung duka dalam hati dan luka pada tubuh yang membekas. Memori akan putrinya, Aira, masih terasa nyata dalam ingatannya. Nova bercerita tanpa tangis, seakan air mata sudah habis.
“Saya rindu…” ucapnya sendu, sambil menunjukkan via gawai sebuah foto diri putri satu-satunya itu. “Tentu kami mencoba tabah, dan membaca Qur’an kala rindu pada Aira, tenang rasanya,” tambah Nova.
Baca juga: Kenangan Tergenang, Kesaksian Kartini Saksikan Rumahnya Diterjang Galodo
Nova kembali menuturkan, “Aira itu sudah mulai banyak hafalan Qur’an-nya. Dia itu suka sekali dengan surat Al-Alaq. Tenang rasanya lihat dia belajar dan menghafal Qur’an. Kakak-kakaknya pun sekolah mengaji, jadi suka belajar bareng-bareng. Nah, saat kejadian (galodo) itu anak kedua saya, Dava (12) lagi menginap tidur di masjid dengan yang lain, jadi selamat dari galodo”.
Dengan segala ketabahan, kini Nova bersama sang suami beserta kedua anaknya, tinggal di sebuah huntara (hunian sementara) yang terbuat dari material kayu berukuran sekitar 6×3 meter yang terbagi dua untuk dua kepala keluarga di dalamnya.
“Rumah dan isi-isinya, mobil, motor-motor, hanyut semua. Tapi aku enggak rasakan dan pikirkan itu. Aku pun hampir saja (hanyut) tapi diselamatkan orang-orang. Bersyukur aku, suami dan anak-anak kini selamat. Aira yang kita sayang banget sama dia. Baca Qur’an itu lah yang buat saya rindu sekaligus tenangkan hati. Terima kasih, sudah jauh-jauh ke sini, pemberian bantuan Qur’an ini semoga berarti,” aku Nova pada tim Dompet Dhuafa, Sabtu (20/07/2024).
Bersama Cabang Singgalang, Dompet Dhuafa menyalurkan amanah bantuan para donatur kepada penyintas di wilayah terdampak galodo Kabupaten Tanah Datar, Sabtu (20/07/2024). Bantuan tersebut antara lain berupa 100 Al-Qur’an, 100 alat sholat dan 2,5 ton beras yang dibagikan kepada penerima manfaat di wilayah Nagari Sungai Jambu, Kecamatan Pariangan; Nagari Rambatan, Kecamatan Rambatan; Nagari Parambahan, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar.
Baca juga: Herdianto Terharu: Hewan Ternaknya Menjadi Berkah Bagi Korban Terdampak Galodo
Diketahui, salah satu dampak banjir bandang tersebut adalah jalan utama yang menghubungkan Padang dan Bukittinggi juga lumpuh total. Di antaranya adalah jalur Sungai Jambu. Pada sepanjang lintas sungai itu terdapat beberapa bangunan baru, seperti rest area, kedai, restoran dan pusat wisata keluarga lainnya.
Sahabat, mari kita doakan dan beri dukungan yang terbaik untuk para penyintas terdampak bencana galodo di Sumatera Barat digital.dompetdhuafa.org/donasi/Indonesiasiagabencana agar diberi kekuatan untuk bisa pulih kembali. Dan tak luput juga doa untuk kesehatan para pegiat kemanusiaan yang terjun membantu penanganan bencana di Sumatera Barat. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Dhika Prabowo
Penyunting: Dedi Fadlil