KISAH SAHABAT PENGHAFAL QUR?AN

manfaat-membaca-ayat-kursi

Al-qur’an diturunkan Allah dan Allah pula yang memelihara melalui manusia-manusia yang di pilih-Nya. Di masa Rasulullah, beliau menanamkan kecintaan yang dalam kepada al-Qur’an di hati para sahabat. Yuk simak, tujuh orang yang terkenal sebagai penghafal al-Qur’an di zaman Rasulullah.

1. Ali Bin Abi Thalib

Ali adalah seorang penghafal al-Qur’an yang kuat dan termasuk diantara orang yang pertama kali mendapat hidayah islam. Abu Abdurrahman as-Sulmi berkata “aku tidak pernah melihat seorang yang lebih pandai dalam al-Qur’an daripada Ali”.

Kehidupan Ali selalu diwarnai dengan al-Qur’an. Ali berkata tentang dirinya dan karunia Allah kepadanya “Demi Allah tidak satupun ayat yang diturunkan kecuali aku telah mengetahui tentang apa dan dimana diturunkan. Sesungguhnya Allah telah memberikan kecerdasan hati dan lidah yang fasih”.

2. Abu Musa Al-Asy’ari

Abu Musa dianugrahkan oleh Allah swt berupa suara yang merdu. Suara merdunya ini mampu menembus tirai hati orang-orang mukmin dan melenakannya menembus kebesaran Allah. Rasulullah pun pernah memuji suaranya yang merdu itu “Ia (Abu Musa) benar-benar telah diberi seruling Nabi Daud”, begitu kata Rasulullah. Sampai-sampai banyak para sahabat yang menanti-nanti Abu Musa untuk menjadi imam pada setiap kesempatan shalat.

3. Abu Darda

Abu Darda adalah seorang hafidzh yang bijaksana. Ia termasuk orang yang mengumpulkan al-Qur’an dan menjadi sumber bagi para pembaca di Damaskus pada masa khalifah Utsman bin Affan. Ia memiliki kedudukan yang tinggi dalam hal ilmu dan amal dari para sahabat yang lainnya. Selama hidupnya ia mengajarkan kepada umat apa yang ia pelajari dari Rasulullah saw. Ia guru yang selalu dinani-nanti murid-muridnya.

Dalam pengakuan Suwaid bin Abdul Aziz dikatakan jika Abu Darda salat di masjid Damaskus ribuan manusia mengelilinya untuk mempelajari al-Qur’an. Ia membagi-bagikan satu kelompok dengan sepuluh orang dan dipilioh satu orang ketua. Ia hanya mengawasinya di mihrab. Jika ada yang salah mereka kembali kepada ketuanya. Jika ketua yang salah maka ketua tersebut menghadap Abu Darda untuk bertanya. Jumlah penghafal al-Qur’an dalam majlis Abu Darda mencapai 1.600 orang. Beliau wafat tahun 32 hijriah pada masa khalifah Utsman di Syam. Ia telah meriwayatkan 179 hadits.

4. Zaid Bin Tsabit

Ia merupakan sahabat anshar yang cerdas, penulis, penghafal dan mengusai ilmu. Ia mengalahkan orang lain dalam pengusaan ilmu al-Qur’an dan faraid. Ia juga mampu mempelajari kitab yahudi dalam waktu yang relative singkat atas permintaan Rasulullah saw. Selain itu zaid juga dikenal sebagai sekretaris kepercayaan Rasulullah saw dalam menerima wahyu. Apabila Rasulullah saw menerima wahyu zaid selalu dipanggil untuk menulisnya.

Zaid adalah sebagai penghimpun al-Qur’an dan menguasai informasi tentang al-Qur’an. Jasa Zaid dalam upaya kodifikasi al-Qur’an sangatlah mulia. Tiada yang mampu menandinginya dalam menulis kalamullah. Zaid wafat tahun 45 hijriah. Kepergiannya ditangisi seluruh penduduk madinah. Banyak orang yang merasa kehilangan , diantaranya Ibnu Abbas yang berkata “hari ini telah pergi seorang ulama besar dan tokoh cendekia”

5. Abdullah Bin Mas’ud

Ia memiliki nama lengkap Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Abdirrahman al-Hadzali al-Maki al-Muhajiri. Ia merupakan salah seorang penghimpun al-Qur’an di masa Rasulullah saw dan membacakan dihadapannya. Ia pernah berkata “Aku telah menghafal dari mulut Rasulullah saw tujuh puluh surat”

Abdullah selalu mengikuti Rasulullah saw sejak usia belia. Pendengarannya selalu dihiasi dengan ayat-ayat al-Qur’an sejak turun kepada Rasulullah saw. Kiprahnya dalam memelihara al-Qur’an tidak diragukan lagi. Ia hidup bersama dan untuk al-Qur’an. Abdullah menjadi ulama yang paling tahu tentang al-Qur’an. Tak heran jika Rasulullah memujinya dan mengajurkan para sahabat dan orang setelahnya untuk mempelajari kandungan al-Qur’an dari Abdullah bin Mas’ud. Abdullah bin Mas’ud wafat pada tahun 32 hijriyah dalam usia 65 tahun. Ia wafat di madinah dan telah meriwayatkan 840 hadits.

6. Utsman Bin Affan

Ia dikenal sebagai sahabat Rasul yang hatinya nempel dengan al-Qur’an. Dimasa kekhalifaannya ia berhasil menghimpun al-Qur’an dalam satu mushaf dan menyebarkannya pada beberapa kota. Ali bin Abi Thalib pun memujinya “kalaulah Utsman tak melakukannya maka pasti akan kulakukan”.

Selain itu Utsman juga mampu menyatukan al-Qur’an yang tujuh jenis huruf atau dialek sehingga terhindarlah malapetaka dan fitnah perpecahan umat. Di akhir kekhalifaannya ( tahun 35 hijriah ) terjadi kekacauan, Utsman di sekap di rumahnya selama empat puluh hari. Ia syahid terbunuh saat membaca al-Qur’an. Usianya 82 tahun.

7. Ubai Bin Ka’ab

Ubai hidup dalam naungan al-Qur’an. Ia selalu menyempatkan diri membaca al-Qur’an siang malam dan khatam dalam delapan malam. Umar bin Khattab pernah berkata “Qari paling baik diantara kami adalah Ubai, barang siapa yang hendak menanyakan tentang al-Qur’an datanglah ke Ubai”.

Ubai telah menjadikan al-Qur’an sebagai sumber kebaikan dalam ucapan serta perbuatannya. Ubai selalu menasehati orang-orang untuk menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam setiap perbuatan.Ubai termasuk skretaris Rasulullah saw sebelum Zaid bin Tsabit. Ia bersama Zaid adalah sahabat yang paling tekun menulis wahyu dan menulis banyak surat. Keduanya menulis wahyu dalam pengawasan Rasulullah saw.Ubai wafat di madinah tahun 20 hijriah. Di hari wafatnya Umar berkata “hari ini telah meninggal seorang tokoh islam, semoga Allah meridhainya”.

Itulah kisah mulia para sahabat penghafal Qur’an. Mereka adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk menjaga Al-Qur’an dengan lisannya. Sahabat, Dompet Dhuafa akan membangun Pesantren Hafidz Village. Pesantren ini ditunjukkan untuk mendidik para penghafal Qur’an penerus sahabat Rasulullah.

Yuk dukung program dengan klik : donasi.tabungwakaf.com