Kreasi Turunan Teri Para Ibu Tangguh

Berbekal caping untuk menghalau panas terik matahari, terlihat para perempuan tengah memilah-milah ikan teri. Teri-teri tersebut siap dikreasi menjadi produk makanan ringan. Aktivitas harian tersebut dilakukan para perempuan tangguh tersebut. Semua semata-mata dilakukan demi memperbaiki kualitas hidup.

Ya, mereka para ibu hebat. Tak mau tinggal diam karena para suami tak berpenghasilan tetap. Mereka membuat mata penghidupan baru. Lima perempuan penghuni Pulau Pasaran Bandar Lampung ini membuat usaha bersama turunan ikan teri. Gagasan produknya terhitung benar-benar baru, mengingat selama ini pulau tersebut hanya menghasilkan produk teri untuk dijual.

Rolinah adalah satu di antara mereka. Seperti yang lainnya, Rolinah menjadi tulang punggung keluarga. Rumahnya sangat sederhana, ia tinggal bersama suami dan tiga anaknya yang masih sekolah. Dengan segala keterbatasannya, sebagai perempuan biasa ia berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari karena suaminya tidak memiliki penghasilan tetap.

Program kerja sama Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa dengan Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung di Pulau Pasaran pun hadir. Rolinah bersama rekan-rekannya ditawarkan sebuah program pemberdayaan. Sebelumnya, mereka mengikuti Latihan Wajib Kelompok dan mengikuti penjelasan pendamping bahwa kelompok akan diberi bantuan modal usaha sebesar Rp 500 ribu. Modal tersebut digunakan untuk membuat dan menggagas produk makanan ringan berbahan baku teri.

Gayung pun bersambut, Rolinah dan teman-teman bersedia bergabung dan akhirnya terbentuk Kelompok Mandiri Melati Bahari. Mereka menjajal produk perdananya yakni teri berbalut tepung. Mereka menyebutnya Teri Kriuk. Teri Pulau Pasaran  terkenal gurih. Polesan kriuk para perempuan pulau itu membuat teri makin bercita rasa.

Kerja sama tim mendorong kelompok ini mencari gagasan produk-produk baru dan  mencoba membuatnya. Hingga kini Rolinah dan para ibu hebat lainnya menghasilkan delapan jenis produk makanan berbahan baku teri. “Saya sangat senang dan bersyukur dengan adanya program ini, saya jadi mempunyai kegiatan yang bisa menambah pengetahuan,” ujar Rolinah.

“Ada pelatihan-pelatihan yang diberikan tiap bulan oleh Masyarakat Mandiri dan DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bandar Lampung). Sedikit demi sedikit bisa mendapatkan uang tambahan setiap bulannya dari bagi hasil usaha kelompok,” tambahnya.

Roslinah dan rekan-rekannya memiliki harapan ke depan sederhana seperti kebanyakan ibu pada umumnya. Mereka berharap usaha yang telah dibangun ini dapat terus dilanjutkan hingga anak-anaknya kelak. (uyang/gie)