Kuatkan Peran Masjid Melalui Kongres Masjid Pemberdaya

Kongres Masjid Pemberdaya

BOGOR, JAWABARAT – Mitra Pengelola Zakat dan Zona Layanan Dompet Dhuafa gelar Kongres Masjid Pemberdaya bertajuk “Meneguhkan Peran Masjid Dalam Mengetaskan Kemiskinan” yang dihadiri oleh 50 pengurus masjid se-Jabodetabek, Papua, Riau dan NTT. Kegiatan tersebut berlangsung di Darmawan Park Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada 28-29 Maret 2022.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk menjaring masjid-masjid se–Jabodetabek menjadi jaringan strategis Dompet Dhuafa. Kemudian juga sebagai seremoni terjalinnya kerjasama Dompet Dhuafa dengan 50 masjid se- Jabodetabek. Termasuk konsolidasi dan penguatan paradigma manajemen masjid pemberdaya. Pemateri seperti Ustadz Jazir ASP, dari Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Kusnadi Ikhwani, selaku Ketua DKM Masjid Al Falah Sragen, dan Eri Sudewo, selaku Praktisi Filantropi Indonesia, hadir dalam gelaran tersebut.

“Menurut kami, masjid itu milik Allah, bukan milik perorangan, bukan milik yayasan ataupun milik organisasi. Tidaklah pantas, tidaklah layak orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid, sedangkan diri mereka menyatakan mereka ingkar. Sungguh sia-sia amal mereka dan mereka akan di neraka selama lamanya,” tutur Ustadz Jazir, pada paparan materinya.

Kongres Masjid Pemberdaya
Paparan materi dalam gelaran Kongres Masjid Pemberdaya, Senin (28/3/2022).

Kemudian Kusnadi Ikhwani, dari DKM Masjid Al Falah Sragen, mengungkapkan bahwa “Di masjid, anak-anak jangan dimarahi. Tapi kasih kesempatan untuk bermain. Saya fokus ngurusi masjid, masyaa Allah bisnis terjaga, hidup lebih tenang, hati tenang, istiqamah sampai jannah”.

Melengkapi paparan kedua pemateri, Eri Sudewo dalam penyampaian materi Cek Kepemimpinanmu menegaskan, “Rumah tinggal bisa diwariskan, rumah tangga tidak bisa diwariskan. Masjid bisa di wariskan, ke masjid tidak bisa di wariskan. Masa lalu itu masa yang sudah terjadi, dan tidak ada satupun makhluk yang bisa merubahnya. Masa depan itu sesuatu yang jauh di depan dan tidak satupun makhluk bisa melihatnya”.

Di sela acara, Ustadz Jazir dari Masjid Jogokariyan mengutarakan kesannya terhadap gelaran kali ini. Ia melihat semangat dan antusiasme peserta yang hadir, dan insyaa Allah penyelenggaraan akan berubah. Perubahannya adalah bukan lagi Dompet Dhuafa tetapi Dompet Agnia, karena sudah bangkit dari kedhuafaannya dan akan menjadi orang-orang yang Agnia (mencerdaskan bangsa dan dunia).

“Bekerjalah kepada Allah, jangan kepada lembaga atau yayasan agar kesejahteraan Allah berikan lebih baik. Sehingga bersungguh-sungguhlah, karena Allah awasi, cermati, dan nanti diminta pertanggungjawaban. Insyaa Allah, Allah akan memberikan tempat yang terbaik ketika menunjukan kinerja yang bersungguh-sungguh,” lanjut Ust Jazir.

“Alhamdulillah, saya pikir ini acara yang bagus sekali untuk mengubah mindset para takmir masjid, agar masjid itu lebih berdaya. Sehingga masjid itu mempunyai peranan bagaimana menjadi tempat ibadah mandiri, percaya dan solutif. Mudah-mudahan dengan kegiatan dari Dompet Dhuafa ini, bisa menginspirasi dan mengubah peradaban. Untuk pengurus masjid seluruh indonesia, ubah mindset dari menguasai jadi melayani. Yakinlah masjid rumah Allah, pasti akan didukung, disupport oleh Allah. Sehingga masjid hadir untuk menyelesaikan permasalahan,” terang Kusnadi.

Menutup gelaran hari pertama, praktisi filantropi, Eri Sudewo, menyampaikan harapan gagasan pemberdayaan akan lahir dari masjid ke masjid. Maka membutuhkan peran para pemimpin yang dapat mengubah peran masjid tak hanya menjadi tempat shalat dan pengajian, tetapi juga mengurusi orang miskin yang tidak ada habisnya. Semoga gelaran ini terus bergulir untuk saling menguatkan masjid pemberdaya di seluruh Indonesia. (Dompet Dhuafa/Gustiandika)