Langkah Kongkrit Dompet Dhuafa Kelola Bencana

LEBAK, BANTEN — Hari ke-kesepuluh pasca Banjir Bandang dan Longsor yang melanda Kabupaten Lebak, Banten, banyak warga masih sulit untuk mengakses jalur utama lintas Sungai Ciberang. Pasalnya, sejumlah jembatan rusak dan tanah jalanan yang abrasi terhempas banjir bandang di jalur sungai tersebut.

Melihat kondisi yang terjadi, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat menginformasikan masa tanggap darurat bencana di Lebak diperpanjang. Dari semula tanggal 7 Januari 2020, kini diperpanjang menjadi 14 Januari 2020. Tetapi memasuki minggu ke-dua kini, warga masih sulit melakukan aktifitas, pun bersamaan dengan mulainya aktifitas belajar-mengajar sejak Senin, 6 Januari 2020.

Dalam pada itu, jajaran Pengurus dan Direksi Dompet Dhuafa melakukan kunjungan kerja untuk melihat aktifitas yang telah dilakukan oleh para relawan di berbagai titik. Dimulai dari Pos Pengunsi Pesantren Darul Musthofa, Pesantren La Tansa hingga Desa Sajira.

Dalam kunjungannya ke Pos Pengungsi Pesantren Darul Musthofa, Pengurus dan Direksi Dompet Dhuafa melakukan dialog dengan sejumlah warga. “Kesulitan yang dihadapi oleh warga utamanya adalah suplai air bersih, jaminan tempat tinggal dan sekolah bagi anak-anak mereka. Untuk itu Dompet Dhuafa mendirikan tenda dengan kapasitas besar sebagai tempat tinggal sementara bagi mereka, sehingga sekolah yang dipergunakan sebagai pengungsian bisa dipergunakan kembali. Selain itu, di tenda-tenda darurat yang didirikan, nantinya akan dijadikan juga kelas-kelas sekolah darurat, agar kegiatan ajar mengajar tidak terganggu,” demikian tutur Nasyith Majidi, Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa.

Dikunjungan Pengurus dan Direksi ke Desa Sajira, dimana sejak kejadian, Tim Water Rescue DMC (Disaster Management Centre) Dompet Dhuafa, telah menggulirkan bantuan armada perahu karet untuk akses mobilisasi para warga agar tetap dapat beraktifitas seperti biasa, terutama anak-anak bersekolah. Pun mendistribusikan bantuan logistik pada beberapa area terdampak. Menggunakan 2 (dua) buah armada perahu karet jenis river boot dan mesin LCR.

"Paska kejadian dan seiring berakhirnya masa evakuasi, kami melihat kebutuhan warga adalah akses penyeberangan antar 2 desa ini, di Kecamatan Sajira. Untuk itu kami menyediakan 2 buah armada perahu karet sebagai moda transportasi penyeberangan Sungai Ciberang, Desa Sajira sementara ini, sehingga aktifitas masyarakat bisa lebih mudah.", ungkap Ade, Tim Water Rescue DMC Dompet Dhuafa.

“Kondisi ini mengharuskan kita untuk segera melakukan intervensi. Selain kebutuhan dasar berupa pangan, papan dan sandang, tentu sarana Pendidikan menjadi konsen utama kami juga. Anak-anak tidak boleh menjadi penyintas yang berkepanjangan, maka sebagai intervensi awal, sekolah darurat harus segera dibangun di beberapa titik, sehingga akses terhadap Pendidikan mereka bisa segera pulih.” Ungkap Nayith Majidi.

Senada dengan beliau, Imam Rulyawan, Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa menyampaikan “bahwa ini bukan masalah yang ringan, perencanaan recovery yang matang sangat diperlukan. Perlu adanya tata ruang untuk relokasi para penyintas yang terdampak, kolaborasi antara pemerintah, lembaga, masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat sangat diperlukan. Untuk itu perlu adanya sinergi komitmen Bersama sebagai langkah kongkrit. Dompet Dhuafa akan selalu terdepan dalam mencari solusi berbagai masalah sosial masyarakat.” Tutupnya. (Dompet Dhuafa/DM)