Lemah Tak Berdaya, Riki Harapkan Kesembuhan

BOGOR – Memberikan pelayanan kesehatan secara gratis merupakan prinsip dari RS Rumah Sehat Terpadu DD selaku rumah sakit nirlaba. Perannya memenuhi kebutuhan akan permintaan pelayanan kesehatan yang semakin hari semakin meningkat. Ini bisa dijadikan solusi terhadap masalah bersama dimana sulitnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma.

Dari berbagai pasien yang ditangani, memang suluruhnya adalah dhuafa. Baik dhuafa karena keadaan keluarga yang kurang mampu, maupun karena habisnya biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan.

Adalah Riki Ardiansyah (31) yang pasti sudah tak asing lagi ditelinga remaja-remaja yang tumbuh pada tahun 2000. Riki kini merupakan salah satu pasien member RS Rumah Sehat Terpadu DD. Sangat menarik untuk dicermati adalah kisah perjalanan hidup Riki hingga pada akhirnya ia menjadi sakit.

Kisah ini berawal ketika Riki menginjak masa remaja yang pada umumnya dipenuhi berbagai warna dunia. Riki memiliki prestasi cemerlang pada usianya yang ke 16 atau tepatnya pada tahun 2000. Ia mengikuti sekolah model dan berhasil menjadi model yang memenuhi berbagai majalah dan meramaikan panggung fashion ketika itu.

Selain itu, Riki memiliki keahlian lain dalam bidang musik, ia menjadi gitaris dalam grup band yang dibentuk oleh teman-teman sekolahnya. Ini menunjukan banyaknya bakat yang dimiliki Riki dalam dunia hiburan.

Kehidupan ini ternyata tidak menjadi stimulus untuk Riki menjalani kesuksesan dijagat panggung hiburan. Kehidupan Riki berubah menginjak usia 17 tahun. Berdasarkan keterangan ibunya, Nurjanah (50) Riki yang tadinya pendiam dan anak rumahan, berubah menjadi anak yang suka bergaul dan sering pulang malam. “Riki saat itu bergaul dengan anak-anak yang hobinya main dan pulang malam” ucap Nurjanah.

“Perubahan sikap Riki menjadi tidak normal, Riki sempat mencoba bunuh diri dan yang paling menyedihkan adalah Riki ketika itu sakau sekitar tahun 2004” tambah Nurjanah lirih. Kemudian menginjak tahun 2006 Riki sering mengamuk dan bertindak agresif terhadap orang yang ada didekatnya. “Riki sering memukuli saya dan siapapun yang ada didekatnya dan kondisi ini membuat saya benar-benar berharap untuk kesembuhannya” tambah Nurjanah.

Riki mulai menjadi member RS Rumah Sehat Terpadu DD pada tahun 2011. Ketika itu Riki dan keluarga kehujanan dalam perjalanan untuk melakukan pengobatan kesalah satu rumah sakit besar. Melihat kondisi keluarganya Nurjanah membawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Rumah Sehat Terpadu DD karena demam tinggi akibat kehujanan. Setelah melalui tahap pendaftaran dan survey, Riki akhirnya menjadi pasien member rumah sakit ini pada tahun 2011.

Dalam beberapa waktu Riki melakukan pengobatan jalan di RS Rumah Sehat Terpadu DD. Namun karena fasilitas yang belum terjangkau, maka perawatan intensif kemudian di rujuk ke rumah sakit besar di daerah Bogor.

Kini Riki mendapatkan perawatan dan pengawasan yang intensif disalah satu rumah sakit jiwa di Bogor. “Saya maunya Riki dirawat di rumah dengan disediakan ruangan khusus untuknya. Agar saya bisa merawat dan mengawasinya setiap saat” ungkap Nurjanah mengenai keinginannya. (RST Dompet Dhuafa/um)

 

Editor; Uyang