GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA — Kala itu, dari 17-21 Juni 2022, serempak, Dompet Dhuafa memberangkatkan tim QC untuk memastikan hewan kurban amanah donatur THK dalam kondisi prima. Kali ini, tim jurnalis Dompet Dhuafa sempat mengikuti kegiatan QC dengan wilayah yang cukup menantang di kawasan Gunungkidul, Yogyakarta. Wilayah yang menyimpan deretan pantai eksotis tersebut, menjadi salah satu titik pelaksanaan kurban dari donatur Dompet Dhuafa di hari raya nanti.
Bukan kerja yang mudah dilalui tim QC THK Dompet Dhuafa. Pada kesempatan kali ini, Nurlailatul Badriyah bersama Ayu Septiana, harus menyusuri perjalanan dari desa ke desa dan perbukitan. Keterbatasan sinyal seluler untuk komunikasi juga mewarnai perjalanan dua insan Dompet Dhuafa tersebut. Tak hanya itu, lokasi kandang yang terpencar di sejumlah peternak lokal, membuat Ayu dan Nur, berpacu dengan waktu. Mengingat harus menimbang ratusan ekor domba kambing, sesuai standar yang ditentukan.
“Memang ini kesempatan QC kedua saya. Tetapi perjalanan kali ini lebih menguras tenaga. Karena lokasi kandang yang kita QC juga terpencar. Jadi harus pindah dari kandang satu ke kandang lainnya,” tutur Ayu Septiana, menerangkan pengalaman QC kali ini.
Spesialnya lagi, untuk QC kali ini, tim THK Dompet Dhuafa juga dihadapkan dengan prosedur atau protokol kesehatan hewan saat memasuki kandang. Penyemprotan disinfektan dan sterilisasi dilakukan kepada setiap orang yang memasuki kandang. Langkah tersebut untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku. Meski tidak menjangkiti manusia, namun manusia bisa menjadi pembawa atau carrier dari penyakit tersebut.
THK Menjadi Sandaran Peternak Kecil
Di tengah kondisi wabah PMK, pasar yang dihadirkan Dompet Dhuafa melalui Tebar Hewan Kurban menjadi sandaran para peternak kecil di pelosok-pelosok negeri. Tutupnya pasar hewan dan pemberlakuan pembatasan lalulintas hewan ternak antar wilayah cukup mengganggu para peternak kecil. Sumber perputaran uang di pasar hewan macet akibat PMK.
Namun, di Hari Raya Kurban kali ini, para petani kecil di pelosok kembali gembira. Hadirnya THK Dompet Dhuafa di wilayah mereka, turut menyerap hewan ternak yang mereka punya dan tak sempat dipasarkan ke luar wilayah. Kebaikan para donatur dan pekurban di Dompet Dhuafa membawa angin segar bagi mereka.
“Alhamdulillah ada kurban dari Dompet Dhuafa. Kolaborasi ini menjadi angin segar bagi kami, para peternak di pelosok. Jelas, adanya wabah PMK cukup merepotkan pemasaran hewan di sini. Karena pasar hewan ditutup dan akses mobilitas pengiriman hewan kurban dibatasi. Tapi adanya Tebar Hewan Kuban, telah menyelamatkan perekonomian kami,” jelas Sulasno, salah satu peternak binaan THK Dompet Dhuafa di Jepitu, Gunungkidul, Yogyakarta.
Pemerataan Daging Kurban & Memberdayakan Peternak Kecil
Sejak awal hadirnya Tebar Hewan Kurban, memang memiliki misi pemerataan daging kurban ke pelosok-pelosok. Sehingga daging kurban tidak menumpuk di perkotaan saja. Mengingat, masjid-masjid di perkotaan dipenuhi hewan kurban yang siap disembelih sebagai bukti ketaatan seorang muslim kepada Allah SWT. Namun belum tentu sama dengan masyarakat di pelosok yang bahkan hanya setahun sekali dapat menikmati daging. Yaitu daging berkah dari pembagian kurban.
Seiring berjalannya waktu, selain pemerataan sebaran daging kurban, Dompet Dhuafa juga menginisiasi adanya pemberdayaan peternak kecil. Sehingga pada saat pendistribusian hewan kurban THK, lebih mudah dan hemat biaya. Maka, Dompet Dhuafa membuat kantong-kantong kelompok ternak kecil yang menjadi pemasok hewan kurban hingga ke pelosok-pelosok. Jadi adanya Tebar Hewan Kurban, Dompet Dhuafa tak hanya memeratakan sebaran daging kurban, tetapi juga memberdayakan peternak kecil di desa-desa. Yuk, mumpung masih ada waktu, salurkan kurban terbaikmu di kurban.dompetdhuafa.org. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)