M. Fathikuraffi: Saya Ingin Menjadi Direktur Di Perusahaan Industri

BOGOR — Siswa kelas IV IPA sekolah SMART Ekslensia Indonesia ini bersyukur dirinya mendapat pelajaran Bahasa Inggris sejak kelas I SD. Ketika masuk sekolah menengah, kebanyakan dari teman-temannya belum pernah mendapat pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini membuat Raffi menonjol dalam bidang Bahasa Inggris dibanding teman-temannya. Atas dasar itulah Raffi ikut serta dalam lomba Spelling Bee yang diadakan di American Corner di UIN Syarif Hidayatullah (2/9) lalu. Keikut sertaannya dalam lomba ini juga menjadi momen bagi Raffi untuk menambah pengalaman. Kalah atau menang, tidak masalah baginya.

Dua minggu sebelum perlombaan, sekolah sudah mulai mengadakan latihan sepulang sekolah dengan membaca kamus untuk menambah wawasan kosakata beserta definisinya. Selain itu Raffi bersama tiga temannya yang turut serta dalam lomba juga latihan melalui aplikasi spelling bee di iPad sekolah. Tingkat pemahaman kosakata sedikit demi sedikit terus ditingkatkan, walaupun ke tingkatan yang sulit sekalipun. Guru Bahasa Inggris, Ustadzah Nika pun turut mendampinginya untuk menghafal kata demi kata.

Pada hari perlombaan, Raffi dan teman-teman datang setengah jam sebelum pendaftaran dibuka. Untuk mengisi waktu, mereka salat dhuha sekaligus istirahat. Perlombaan pun dimulai, Raffi yang seminggu sebelumnya sudah mengetahui mendapat giliran pertama menjadikannya sedikit merasa tegang. Saat itu, kata yang diucapkan sebenarnya mudah yaitu ‘flexible’. Namun, suara pronouncer  tidak terdengar jelas, sehingga Raffi salah mengeja. Protes pun dilayangkan. Raffi yang sebelumnya dianggap kalah akhirnya bisa ikut lomba kembali.

Raffi bertahan hingga ronde keenam. Dia bersama enam siswa dari sekolah lain mendapat kata yang susah. Hingga akhirnya diganti kata lain, saat semua peserta tidak menjawab. Raffi pun akhirnya menyelesaikan lomba dengan memuaskan dan mendapat juara tiga.

Setelah melewati momen pertama ini, Raffi tertarik untuk ikut lomba spelling bee lagi, walau masih belum tinggi percaya dirinya. Selain spelling bee, Raffi pun pernah dua kali mengikuti lomba matematika dan juga berhasil meraih juara tiga.

Keinginan Mengubah Perekonomian Keluarga

Siswa asal Kepulauan Maluku ini adalah anak kedua dari empat bersaudara. Keberadaan sekolah SMART Ekselensia diketahui dirinya dari guru SD. Saat itu gurunya mengatakan bahwa ada seleksi beasiswa untuk bersekolah di Bogor dan dengan sistem pendidikan berkualitas. “Kalau kamu mau ikut, silahkan,” kata Raffi mengikuti iucapan gurunya waktu itu.

Dari situ Raffi berpikir bahwa kalau bisa lolos, maka dia dapat mengurangi beban orang tua. “Saya mencoba ikutan. Seleksinya ternyata tidak terlalu susah dan Alhamdulillah, saya diterima,” jelasnya.

Bisa sekolah tanpa biaya merupakan anugerah tersendiri bagi pemilik nama lengkap Muhammad Fathikuraffi ini. Bapak bekerja sebagai pembuat kaligrafi. Pesanan pun tidak selalu datang setiap hari, sehingga membuat penghasilannya tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Ibu Raffi sendiri baru bekerja saat Raffi mulai masuk sekolah menengah dengan membuka sanggar batik bersama rekan-rekannya.

Empat tahun bersekolah di SMART Ekselensia, membuatnya banyak mengikuti kegiatan ekstrakulikuer yang nantinya buat tambahan bekal pengalaman saat menempuh pendidikan ke perguruan tinggi.

“Saya inginnya masuk ITB jurusan teknik industri. Karena ITB terkenal bagus di bidang tekniknya. Siapa tahu bisa bekerja di kawasan industri besar di Indonesia seperti Batam”, harap Raffi.

Walau masih belia, namun Raffi sudah memetakan kemana dia akan bersekolah hingga S2 nanti. Lebih lanjut, anak murah senyum ini, ingin melanjutkan sekolah di Amerika. “Makanya saya benar-benar belajar Bahasa Inggris supaya kelak dapat belajar S2 di sana. Cita-cita saya sebenarnya ingin menjadi direktur dan memiliki perusahaan sendiri,” pungkasnya. (Dompet Dhuafa/Erni)