Marlina, Perjuangan Anak Petani Menggapai Mimpi

Marlina (berjas merah) saat menceritakan pengalamannya mendapat beastudi Etos Dompet Dhuafa. (Foto: Uyang/Dompet Dhuafa)

Air mata mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin itu mulai mengalir deras saat bercertita perjuangan menggapai mimpi—kuliah. Meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, tak membuat semangat perempuan yang bernama Marlina Yanti (17) itu ini merasa terpuruk dan putus asa.

“Kesuksesan bukan hanya milik orang-orang yang mampu, melainkan milik orang-orang yang mau berjuang dan berusaha,” tegas salah satu penerima manfaat Beastudi Etos Dompet Dhuafa ini.

Awalnya, Lina, demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini, tak menyangka dirinya berhasil lolos dalam seleksi Beastudi Etos Dompet Dhuafa dan mampu meneruskan kuliah. Persaingan yang ketat begitu dirasakan Lina saat mengikuti proses seleksi beasiswa Etos Dompet Dhuafa.

“Bisa dibilang kedokteran itu jurusan yang diidam-idamkan banyak orang, dan aku berusaha keras untuk mewujudkan mimpi itu melalui Beastudi Etos,” terang Mahasiswi asal Luwu Timur, Sulawesi Selatan ini.

Wajar bila Lina merasa hampir tak yakin dengan mimpi-mimpinya. Sang ayah yang hanya berprofesi sebagai petani ladang tak mampu lagi membiayai pendidikannya untuk jenjang sarjana. Pendapatan tak tentu yang diperoleh sang ayah, menurutnya hanya cukup untuk biaya makan sehari-hari.

“Meski ayah saya seorang petani, saya yakin pasti Allah akan mengabulkan doa-doa saya dan orangtua saya, agar saya bisa sukses,” ujarnya.

Lina sangat sadar, bahwa biaya perkuliahan di fakultas edokteran mahalnya bukan kepalang. Untuk mewujudkan semua impian dan demi membahagiakan kedua orangtuanya, ia berusaha mencari informasi dari internet mengenai pendaftaran beasiswa di berbagai lembaga, salah satunya Dompet Dhuafa,

“Saya ingin membanggakan kedua orangtua saya. Ayah saya banting tulang kerja keras untuk menghidupi kami,” tutur Lina.

Dengan berbekal semangat dan doa dari kedua orang tuanya, akhirnya Lina memutuskan untuk mengikuti proses seleksi untuk Beasiswa Etos Dompet Dhuafa. Berbagai proses seleksi seperti, berkas administrasi, Home Visit, Medical Check-Up dan Psikotes, serta seleksi penentuan akhir pun dijalaninya.

Tak sia-sia usaha yang dijalani mahasiswi yang gemar membaca buku motivasi dan menulis ini. Di antara ratusan orang yang mendaftar, Lina berhasil lolos dan kini bergabung menjadi keluarga besar Beastudi Etos Dompet Dhuafa.

“Saya langsung sujud syukur, alhamdulillah saya benar-benar nggak nyangka. Saya hanya mampu bersyukur saat ini,” ujar anak ke 2 dari 4 bersaudara ini.

Meraih beasiswa bukan menjadi hal mudah bagi Lina, butuh perjuangan yang sangat keras untuk mencapai kesuksesan. Namun, orang-orang disekelilingnya tak mempercayai apa yang dialaminya saat ini. Maklum, kondisi perekonomian dan tempat tinggalnya yang berada di Desa Sumber Agung, Kecamatan Kalaena, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan ini sangatlah jauh dari hidup berkecukupan.

Menanggapi hal tersebut, Lina hanya tersenyum dan tidak mau menanggapi hal tersebut secara mendalam. Menurutnya, keberhasilan hanya mampu ditunjukkan dengan usaha dan doa. Ia juga berharap ke depan, semoga dengan dibantu Beastudi Etos Dompet Dhuafa, ia mampu menjadi seseorang yang bisa mengabdikan diri kepada bangsa dan memberi manfaat kepada banyak orang. (uyang/gie)