Masjid Sebagai Penangkal Miskin Iman dan Taqwa

BOGOR — Masjid sejatinya tidak digunakan sebagai tempat ibadah semata. Lebih dari itu, masjid juga dapat dimanfaatkan sebagai pusat pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, pengobatan, dan lain sebagainya. Buya Hamka, tokoh ulama asal Sumatera Barat, mengatakan kehidupan dan ruh Umat Islam adalah masjid. Kalau masjid maju, maka manusia juga maju. Begitu juga sebaliknya.

Makmur atau tidaknya suatu masjid dapat dilihat dari seringnya umat berkegiatan di sana. Hal yang paling esensial tentu adalah shalat berjamaah. Selebihnya, bisa kegiatan diskusi atau hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi atau pendidikan. Seperti yang dikatakan Kraksaan Didik Abdul Rohim dalam laman salah satu kanal online, “Masjid dapat berfungsi sebagai pusat ibadah, pemberdayaan dan persatuan umat dalam rangka untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, kecerdasan umat dan tercapainya masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT”.

Oleh karena itu, hanya sia-sia ketika sebuah masjid dibangun tetapi umatnya sendiri tidak ‘menghidupkan’ kegiatan di sana. Parni Hadi, Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa dalam topping off Masjid Al Madina (15/10) mengatakan bahwa masjid merupakan centre of excellence (pusat keunggulan). Fungsi di sini masjid sebagai pusat  pergerakan ekonomi rakyat berbadasar syariah, pusat pelayanan  kesehatan  gratis atau murah, dan pusat diklat untuk ilmu serta keterampilan hidup  seperti  bahasa-bahasa asing, komputer, kewirausahaan, serta pengembangan budaya.

Hal tersebut sudah dilakukan oleh Dompet Dhuafa sebagai lembaga sosial yang dibangun untuk membantu orang miskin. Lebih lanjut, Parni menjelaskan, ada lima lingkaran setan kemiskinan. Ketika seseorang miskin secara ekonomi, akan berdampak pada miskin kesehatan. Miskin kesehatan berdampak pada miskin pendidikan. Miskin pendidikan berdampak pada miskin kebudayaan atau peradaban. Miskin kebudayaan bisa berdampak pada miskin iman dan taqwa.

Hampir dari kelima kemiskinan tersebut, Dompet Dhuafa sudah membangun sejumlah fasilitas untuk menangkalnya. Pada aspek ekonomi, sejumlah program pemberdayaan ekonomi untuk dhuafa dibuat. Pada aspek kesehatan, Dompet Dhuafa membangun Layanan Kesehatan Cuma-Cuma dan Rumah Sehat Terpadu. Pada aspek pendidikan, sejumlah fasilitas pendidikan seperti SMART Ekselensia dan Kampus Umar Usman didirikan. Kampung D’Jampang dibuat untuk menangkal kemiskinan budaya.

“Pembangunan Masjid Al Madina inilah jawaban untuk menangkal miskin iman dan taqwa”, jelas Parni Hadi.

Lokasi Masjid Al Madina sendiri terletak di Zona Madina yang berada di Parung, Bogor, yang mana aspek ekonomi, kesehatan pendidikan, dan kebudayaan berada di lokasi berdekatan. Hal ini merupakan suatu keuntungan tersendiri karena potensi untuk memakmurkan masjid jauh lebih tinggi. Semoga, dengan kehadiran Masjid Al Madina ini peradaban Islam bisa kembali muncul. (Dompet Dhuafa/Erni)