Melalui Qurban, Dompet Dhuafa Menebar Kebahagiaan Di Somalia

Sebagian besar masyarakat dunia mengenal Somalia sebagai salah satu negara Islam yang sering mengalami krisis, akibat konflik bersenjata antar klan. Atas konflik tersebut, warga sipil pun menjadi korban kepentingan para klan-klan yang tengah berkonflik. Berbagai macam tindakan keji pun terjadi seperti, penjarahan, pemerkosaan dan pembunuhan yang melahirkan penderitaan rakyat atas perebutan sumber daya antar klan.

Pemerintah setempat pun tak mampu mengontrol situasi yang kian memanas itu. Perang terjadi hingga ke kota-kota utama jantung pemerintahan. Rumah-rumah menjadi sasaran altileri ringan maupun berat. Akibatnya rumah menjadi tempat yang tidak aman. Untuk menyelamatkan diri dan keluarga, warga sipil memilih mengungsi dan bergabung dengan pengungsi yang lain.

Tepat di padang Savana liar nan gersang, 600 ribu jiwa lebih warga mengungsi. Lokasi pengungsian dengan hamparan tanah yang begitu luas, dan pepohonan berwarna coklat kemerahan, panas dan berdebu, menjadi alternatif tempat tinggal yang dirasa cukup aman bagi warga.

Namun, rintangan kehidupan pun mulai dirasakan warga yang mengungsi. Hamparan tersebut tidak memiliki akses terhadap air bersih, makanan, dan listrik. Hewan liar yang hidup bebas tidak jarang melintasi kawasan. Di pengungsian, manusia dan burung bangkai berbagi tempat hidup. Menggambarkan situasinya yang memilukan.

Secara resmi, Kamp pengungsian terbesar tersebut  dikelola oleh UNHCR. Akan tetapi hal tersebut tidak cukup. Arus pengungsian yang terus bertambah seiring konflik, menciptakan permasalah yang sangat kompleks. Diperlukan keterlibatan lebih banyak pihak untuk meringankan beban pengungsi. Kebutuhan akan makanan, pakaian, kesehatan, dan air bersih lebih besar daripada kapasitas suplay yang tersedia. Rasio kematian rata-rata mencapai 1:10 ribu jiwa per hari. Sebagian besar disebabkan oleh penyakit menular. 

Kondisi yang begitu memprihatinkan membuat Dompet Dhuafa menggulirkan bantuan kemanusiaan. Melalui Tebar Hewan Kurban (THK), pada tahun 2011 Dompet Dhuafa melaksanakan pemotongan hewan kurban di kamp pengungsi di Dadaab, Propinsi perbatasan Kenya dengan Somalia . Di kawasan tersebut, Dompet Dhuafa menyalurkan 100 ekor kambing.  

Bambang Suherman, salah satu tim Quality Control (QC) Dompet Dhuafa yang bertugas pada saat itu menceritakan, teknis pemotongan relatif berbeda dengan di Indonesia. Masyarakat Somalia, adalah masyarakat Afrika yang hidup di tengah alam liar yang luas. Mereka terampil bertahan hidup dan menggunakan senjata tajam. Maka pelaksanaan pemotongan satu hewan sapi besar hanya berlangsung sekitar 20 menit untuk berubah menjadi cacahan daging dan tulang. Sementara untuk kambing, sepuluh orang mampu memotong 100 ekor kambing dalam waktu kurang dari satu jam.

Lebih lanjut ia menceritakan, potongan Hewan kurban dibagikan dalam jumlah yang relatif besar. Oleh masyarakat memang dijadikan sebagai persediaan makanan mereka di pengungsian. Pembagian potongan hewan dalam jumlah besar dimungkinkan karena bantuan hewan kurban bersumber dari banyak lembaga kemanusiaan.

“Masyarakat pengungsi di bawah otoritas yang ada membentuk panitia pemotongan hewan kurban. Seluruh bantuan hewan kurban, baik sapi maupun kambing, seluruhnya di gabungkan dalam satu lapangan. Oleh panitia tersebut hewan disembelih dan dibagikan kepada masyarakat pengungsi,” paparnya.

Ia menuturkan, Dompet Dhuafa mengirimkan tim kemanusiaan dengan bantuan hewan kurban. Tim kemanusiaan inilah yang diharapkan mampu memotret permasalahan lapangan. Tim tersebut diharapkan mampu mengkomunikasikan secara luas kepada masyarakat di seluruh dunia.Menciptakan efek berantai atas informasi kondisi mereka. Agar bantuan bisa lebih banyak mengalir bagi pengungsi Somalia di Dadaab tersebut.

“Diperlukan kepedulian yang sangat besar dari seluruh Negara di dunia ini untuk menyelesaikan permasalahan mereka. Makanya Dompet Dhuafa tidak sekedar mengirim bantuan hewan kurban, tapi juga memotret permasalahan yang terjadi dilapangan, agar kebutuhan mereka segera dapat ditangani,” pungkasnya. (Dompet Dhuafa/uyang)

 

 “22 tahun Dompet Dhuafa Tumbuh Bersama, mari bergandeng tangan wujudkan kemandirian”