?Melalui STF Dompet Dhuafa, Saya Mampu Bangkit Setelah Diterlantarkan Suami?

HARYATI, salah satu penerima manfaat STF Dompet Dhuafa mempersiapkan dagangannya di rumahnya, Tangerang Selatan, Banten, Beberapa waktu lalu.

Dengan begitu cekatan, perempuan berusia 49 tahun ini membungkus kue-kue basah yang sudah dipesan para pelanggan setianya. Ya, usaha rumahan yang digeluti Haryati, salah satu penerima manfaat Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa ini menjadi penghasilan utamanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Yati, demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini dengan setia menggeluti usaha rumahan kue basah lantaran ia sudah tak mendapat nafkah lahir dan batin dari sang suami yang telah menelantarkannya dan ketiga anaknya sejak beberapa tahun yang lalu.

Istri mana yang tidak merasa sedih, bila sang suami yang diharapkan menjadi tulang punggung keluarga ini sudah tidak bertanggungjawab lagi. Meski demikian, Yati berusaha untuk bangkit, menata kembali kehidupannya yang sempat terserak. Menurutnya, masih ada secercah harapan, untuk hidup bahaga meski tanpa kehadiran sang suami.

“Alhamdulillah, masih ada ketiga anak saya yang setia menemani saya. Jadi, saya nggak terlalu pusing lagi mikirin suami saya,” ujar perempuan yang tinggal di Pondok Betung, Tangerang Selatan ini.

Meski kedua anaknya telah memiliki penghasilan sendiri, namun tidak menjadikan Yati bergantung begitu saja kepada anak-anaknya yang telah bekerja. Menurutnya, selagi mampu menafkahi diri sendiri, ia tak akan meminta hasil jerih payah sang anak.

“Biar saja penghasilan anak untuk ditabung. Mereka juga butuh keperluan untuk masa depan mereka, ya meski kerjanya hanya serabutan,” paparnya.

Tidak mudah bagi Yati untuk membuka usaha kue basah. Untuk mendapat pinjaman modal usaha, ia harus meminjam utangan sana-sini, mulai dari tetangga dan kerabat dekatnya. Terkadang, keuntungan yang diperolehnya tidak sempat ia nikmati dan hanya mampu untuk membayar utang.

“Habis buat bayar utang aja. Makanya kadang saya suka berhenti bikin kue. Karena nggak ada uang buat beli bahan,” terangnya.

Beruntung, di saat Yati tengah mencari tambahan modal usaha, tetangga dekatnya menginformasikan tentang pinjaman modal usaha kepadanya melalui Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa. Mendengar informasi dari tetangganya, ia pun langsung tertarik dan mendatangi kantor STF Cabang Tangerang Selatan dan mengajukan pinjaman modal usaha.

STF sendiri merupakan program ekonomi Dompet Dhuafa yang memainkan peran sebagai bank orang miskin. Transaksi dominan yang dikembangkan adalah berbasis akad dana kebajikan (Qardhul Hasan), yakni meminjam dengan pengembalian tanpa tambahan bunga maupun bagi hasil.

Alhamdulillah, Yati akhirnya mendapatkan bantuan dari STF Tangerang Selatan sebesar Rp. 750 ribu untuk memulihkan kembali usaha kue basahnya yang hampir gulung tikar. Kini, ia  sudah menyelesaikan pinjaman yang pertama dan sedang mencicil pinjaman kedua yang diterimanya sebesar Rp satu juta, untuk menambah jenis usaha kue basahnya seperti lontong, lemper, dadar gulung, dan lain sebagainya.

 “Saya hanya bisa berucap syukur, alhamdulillah bisa cari nafkah lagi sekarang. Saya sangat berterima kasih dengan Dompet Dhuafa,” pungkasnya bersyukur. (Uyang)