Berbekal tongkat kecil berbahan alumunium ringan, lelaki itu menyusuri jalan di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan. Di tengah terik matahari yang menukik, ia tampak tak canggung berjalan. Padahal, pandangannya gelap tak secerah siang itu.
Nama lelaki itu Mansurddin (38). Ia tunanetra sejak lahir. Namun, keterbatasan yang ia miliki tak meluluhkan semangatnya untuk melanjutkan hidup. Ia bergerak, berjualan kerupuk keliling dipandu tongkat tunanetra miliknya yang selalu dibawa. Baginya, pantang untuk berpangku tangan apalagi harus meminta-minta belas kasih orang lain.
“Ya Allah, pantang buat saya jadi pengemis. Malahan saya ingin terus berusaha, saya nggak akan menyerah,” terang Mansurddin.
Sebelum berjualan kerupuk keliling, Mansuruddin mencari nafkah sebagai tukang pijat biasa. Namun, setelah menikah dan kebutuhannya semakin meningkat, ia memutuskan untuk berjualan kerupuk Bangka dengan cara berkeliling di sekitar Ciputat, Pamulang, dan Cireundeu.
“Saya nggak merasa malu dan cape jika harus berusaha untuk keluarga. Bismillah dengan niat berusaha, saya selalu bersyukur,” jelasnya sembari tersenyum.
Mansuruddin bercerita, ia pernah mengalami pergulatan batin yang sangat berat ketika dirinya harus mencari usaha apa yang kira-kira mampu untuk dikembangkan. Ia merasa putus asa dan tak tahu harus berbuat apa. Hingga akhirnya, ide berjualan kerupuk datang dari sang istri yang terus memberikan semangat. Tanpa ragu, akhirnya pria yang tekun dan ulet ini mengikuti saran yang diberikan istri tercinta.
“Istri saya yang kasih ide untuk berjualan, itu yang menambah semangat saya,” ujarnya.
Semakin lama usahanya semakin berkembang dan permintaan pembeli semakin banyak, tapi sayangnya ia tidak memiliki cukup modal untuk menjual barang dagangannya. Namun, seorang tetangga yang baik hati memberikan informasi kepadanya terkait tentang Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa.
Mansuruddin pun mengajukan dana bantuan. Setelah disurvei dan diverifikasi, ia mendapatkan dana bantuan dari Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa cabang Tangerang Selatan untuk modal usahanya tersebut. Dana sejumlah Rp 750 ribu ia gunakan untuk menambah modal usaha kerupuk Bangka dan sisanya digunakan istrinya untuk membuka warung jajanan di depan rumahnya.
“Alhamdulillah saya sekarang bisa kembangkan usaha saya, apalagi dari dana itu juga istri saya bisa membuka warung kecil depan rumah, saya sangat berterima kasih,” ucapnya tersenyum. (uyang/gie)