Membelah Hutan Menghampiri Pasien, Perjuangan Tim Kesehatan Respon Gempa Ambon

PULAU HARUKU — Saher (4), sudah sakit sejak gempa terjadi. Tim kesehatan gabungan dari Dompet Dhuafa, Univeritas Negeri Patimura (Unpati), dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) datang ke pengungsiannya, yang berada di tengah hutan. Butuh waktu lama dan medan menanjak bagi tim kesehatan gabungan untuk menjangkau pengungsian warga-warga di Pulau Haruku.

“Saher sejak gempa sulit untuk ceria. Demamnya tidak berhenti dan suka menangis,” terang ibunya, menyampaikan keluhan putranya kepada dokter.

Tenda berukuran 4×7 meter menjadi tempat berlindung bagi Saher dan dua anggota keluarga lainnya. Setidaknya ada tiga balita, satu bayi dan satu lansia di tenda tersebut. Semuanya bergantiaan untuk mendapatkan pemeriksaan dari dokter yang bertugas. Keluhannya tidak jauh berbeda. Demam, batuk, dan gatal-gatal nyaris dialami oleh mereka.

“Paling banyak demam dan gatal-gatal. Balita, bayi dan lansia menjadi prioritas kami,” terang salah satu dokter.

Medan berlumpur dan curam sudah normal bagi para relawan kesehatan. Belum lagi peralatan medis dan obat-obatan yang berat, tetap mereka bawa. Memenuhi tanggung jawab sebagai tenaga medis sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Senyum bahagia ketika pasien selesai mendapatkan pemeriksaan, menjadi semangat baru untuk menuju titik pengungsian selanjutnya.

“Sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai putri daerah, kami lahir di sini besar juga di Maluku, menimba ilmu juga di sini. Maka, dengan begitu ketika bencana seperti datang, kami semua harus turun tangan ikut membantu,” terang Rere, dokter asal Unpati.

Gempa berkekuatan 6,5 SR mengguncang wilayah Ambon dan sekitarnya pekan lalu. Pulau Haruku yang berjarak 30 menit perjalanan laut dari Ambon, menjadi salah satu wilayah terdampak gempa. Kebanyakan warga mengungsi ke perbukitan.

Berbeda dengan Pulau Ambon, di Pulau Haruku, warga mengungsi dalam kelompok kecil dan terpencar di perbukitan dan hutan. Hal tersebut lantaran kepanikan di hari pertama gempa dan membuat warga langsung bergerak secara mandiri. Oleh karena itu, tim respon gempa Maluku tetap melaksanakan tugasnya dengan membagi pergerakan tim ke beberapa titik. Tim medis pun terus bergerak sejak Sabtu (5/10/2019) hingga saat ini, untuk melayani kesehatan masyarakat terdampak gempa.

“Kami coba bagi beberapa tim di Pulau Haruku. Beberapa tim kesehatan ada yang mobile bergerak ke berbagai titik untuk menjangkau pengungsi,” terang Maizar Helmi, Kordinator Respon tim Dompet Dhuafa untuk Gempa Maluku. (Dompet Dhuafa/Zul)