Menderita Prostat, Saman Berobat ke LKC Dompet Dhuafa

Saman (75) pasien LKC Dompet Dhuafa saat melakukan pemeriksaan rutin

Usia yang semakin senja, tidak membuat dirinya selalu mengeluh dan putus asa dalam menjalani hidup. Menderita penyakit prostat selama lima tahun lamanya, membuat Saman (75) salah satu pasien Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa ini terus berusaha dalam menyembuhkan penyakit prostat yang dideritanya.

Berangkat seorang diri, pria usia lanjut yang tinggal di Pondok Aren, Tangerang Selatan ini langsung mendatangi Klinik LKC Dompet Dhuafa yang berada di Ciputat. Saman yang bekerja sehari-hari sebagai buruh tani ini, menceritakan keluhan yang dideritanya kepada dokter yang melayani pelayanan kesehatan pada Poli Umum. Perkenalannya dengan klinik LKC, dimulainya ketika rumah sakit swasta sudah “tidak bersahabat” lagi dengannya.

Sudah menginjak dua tahun lamanya, Saman berobat di Klinik yang diperuntukkan bagi kaum dhuafa tersebut. Sebelumnya, ia pernah berobat di rumah sakit swasta, namun karena biayanya kian membengkak, akhirnya ia mencari alternatif lain untuk berobatdan di klinik milik Dompet Dhuafa inilah Saman menemukan jawaban.

Seiring berjalannya waktu,  bapak beranak enam ini sedikit demi sedikit merasakan perubahan yang dialaminya setelah melakukan pengobatan di LKC Dompet Dhuafa tersebut. Penyakit prostat yang dialaminya kini berangsur membaik.

“Alhamdulillah, dulu sebelum saya berobat disini. Penyakit saya kronis, hingga saat buang air kecil aja susah, sampe pake bantuan selang,” terangnya.

Ketika kondisinya semakin lemah lantaran penyakit prostat yang diderita dan usia yang semakin lanjut, Saman mencoba tetap bertahan dan berusaha mencari nafkah seperti saat dirinya sehat. Ibadah pun terasa sulit baginya saat penyakit prostat tersebut mulai menyerangnya. Namun, semua tetap dilakukannya dengan ikhlas dan sabar.

“Allah memberi ujian ini untuk saya, tapi tidak lantas saya berdiam diri saja. Saya tetap harus mencari nafkah dengan menjadi buruh supaya dapur terus ngebul. Saya nggak mau bergantung sama anak-anak saya,” terangnya.

“Shalat pun terkadang saya suka susah untuk menjalaninya, akhirnya saya disarankan ustadzdi dekat rumah, untuk solat sambil duduk. Saya nggak mau banyak ngeluh, yang saya lakukan hanya terus berdoa sama Allah biar cepat sembuh,” tambahnya.

Selama menjalani pengobatan di klinik LKC, Saman memiliki kesan-kesan tersendiri yang dirasakannya. Baginya, pelayananan yang diberikan sudah cukup memuaskan. “Pelayanan di LKC ini cukup bagus, dokternya ramah-ramah saat melayani. Obat-obat yang disediakan juga cocok untuk saya alias manjur,” jelasnya tersenyum.

Diakhir perbincangan, bapak tua yang murah senyum ini memiliki beberapa harapan kedepan. “Saya nggak minta apa-apa sama Allah selain diberi kesembuhan. Sakit prostat selama lima tahun lamanya membuat saya sadar, bahwa sehat benar-benar mahal. Saya harap, LKC terus maju dan berkembang supaya dapat membantu masyarakat yang kurang mampu dalam berobat,” harapnya. (Uyang)