Mengenal Program Aksara Lontara pada Serambi Budaya Dompet Dhuafa Sulsel

PARE-PARE, SULAWESI SELATAN — Dompet Dhuafa berupaya melestarikan budaya-budaya Nusantara dengan memunculkan Serambi Budaya di tiap-tiap Daerah. Di Sulawesi Selatan, Dompet Dhuafa telah meluncurkan Serambi Budaya Dompet Dhuafa di Pare-Pare, pada Sabtu (29/01/2022), dengan mengangkat program Aksara Lontara. Apa itu Program Akasara Lontara?

Aksara Lontara adalah aksara atau huruf tradisional masyarakat Suku Bugis Makassar. Lontara berasal dari kata lontar, yaitu salah satu jenis tumbuhan yang digunakan sebagai media tulis saat itu di Sulawesi Selatan. Istilah lontara juga mengacu pada literatur mengenai sejarah dan genealogi atau asal-usul masyarakat bugis. Salah satunya terdapat pada Sureq La Galigo tentang penciptaan manusia menurut keyakinan Suku Bugis.

Banyak literatur kuno menggunakan aksara lontara yang menceritakan masuknya Islam dan aktivitas penyebaran Islam di Kerajaan Gowa pada masa lalu. Tentu aksara lontara yang merupakan bagian dari budaya masyarakat bugis ini menjadi salah satu perantara dalam penyampaian dakwah ajaran-ajaran Islam di Sulawesi Selatan.

Akan tetapi, saat ini aksara lontara sudah banyak tertinggal oleh masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya oleh para generasi muda. Meskipun di beberapa sekolah dasar aksara lotara masuk dalam pelajaran muatan lokal, namun hal ini tak banyak diminati setelahnya. Maka sangat perlu adanya orang-orang yang peduli terhadap budaya ini supaya tetap hidup sebagai bagian dari sejarah dan kekuatan peradaban Nusantara yang beragam.

“Dompet Dhuafa Sulsel meluncurkan Serambi Budaya ini sebagai sebuah program yang diinisiasi untuk meningkatkan pemahaman dan membangun kesadaran anak muda di Sulawesi Selatan khususnya, agar senantiasa melestarikan warisan leluhur,” terang Rahmat Hidayat, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulsel.

Program Aksara Lontara ini diselenggarakan di Kota Parepare selama tahun 2022 dengan 3 (tiga) gelombang kelas. Kelas gelombang pertama telah dimulai sejak awal Februari lalu, tepatnya pada Rabu (9/2/2022), di kota Parepare yang berlangsung selama 3 bulan ke depan. Dalam kelas ini, para peserta diajarkan memahami sejarah lontara, memahami setiap hurufnya dan cara penulisannya, sehingga nanti hasil akhirnya para peserta dituntun untuk menuliskan karya dalam aksara lontara.

Kelas Aksara Lontara Dompet Dhuafa ini merupakan ajakan terbuka bagi siapa saja (bukan hanya masyarakat Bugis atau Makassar saja) yang ingin mengenal dan mendalami aksara lontara suku bugis. Dompet Dhuafa memastikan kelas ini tidak berbayar sama sekali. Semangat para peserta untuk belajar aksara lontara adalah bayaran yang sangat cukup untuk menghidupi program ini.

Rahmat menjelaskan, tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan Aksara Lontara di Sulawesi Selatan. Juga meningkatkan kemampuan generasi muda dalam membaca dan menulis serta mempelajari naskah-naskah dengan tulisan lontara. Serta meningkatkan partisipasi generasi muda dalam kegiatan promosi literasi aksara lontara di Sulawesi Selatan.

Bagi sahabat-sahabat khususnya yang berada di Sulawesi Selatan yang ingin turut melestarikan budaya leluhur bugis ini, dapat mendaftar di gelombang berikutnya yang nanti akan diinfokan oleh Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. (Dompet Dhuafa / Muthohar)