JAKARTA – Dompet Dhuafa sebagai salah satu lembaga filantropi islam berkomitmen membantu dan memberdayakan masyarakat dhuafa melalui Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial, Dakwah dan Budaya. Sebagai Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, drg. Imam Rulyawan, memaparkan langkah tersebut dalam acara “Indonesia Poverty Outlook 2020” di Auditorium Adhiyana Wisma Antara, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).
Di pilar pendidikan. Dompet Dhuafa memliki program SMART Ekselensia Indonesia, Beastudi Indonesia, Makmal Pendidikan, Sekolah Guru Indonesia, Pusat Belajar Anti-Korupsi, Komunitas Filantropi Pendidikan, School of Refugees, dan Institut Manajemen Zakat. Kemudian 993 mahasiswa telah merasakan kebermanfaatan dari program beasiswa. Lalu sebanyak 1.566 masyarakat mendapatkan kebermanfaat dari penerima manfaat Program Beasiswa dalam program Desa Produktif.
“Contoh-contoh bantuan pendidikan dapat dilihat dari Ahmad Darmansyah, seorang anak penjual tempe asal Kebumen yang menjuarai OSN tingkat nasional dengan medali emas dan melanjutkan pendidikannya ke STAN Jakarta. Sekarang ia menjadi Pegawai Negeri Sipil di Kementrian Keuangan. Lalu ada Nurcholis, seorang anak penjual gorengan asal NTT yang sekarang menjadi dokter. Kemudian Saiful Burhan, anak asal Papua yang sekarang aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI),” jelas drg. Imam Rulyawan.
Di bidang kesehatan, Dompet Dhuafa memiliki 71 pos sehat, 19 gerai sehat, dan 10 Layanan Kesehatan Cuma-Cuma. Selain itu juga memiliki rumah sakit yang tersebar di berbagai wilayah seperti Aceh, Lampung, Riau, Serang, Jakarta, Depok dan Jombang yang terdiri dari 100 tenaga kesehatan spesialis, 600 perawat tersertifikasi, 200 bidan terlatih.
“Jumah penerima manfaat kesehatan per November 2019 mencapai 170 ribu di seluruh jaringan rumah sakit Dompet Dhuafa,” tambahnya.
Di layanan Sosial, Dakwah dan Budaya, terdapat program pemberdayaan yang bernama Kawasan Zona Madina, lalu ada Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM), Disaster Management Center, Semesta Hijau, Pusat Bantuan Hukum, IDEAS (Institute for Demographic and Poverty Studies), dan Corps Dai Dompet Dhuafa.
Sedangkan di bidang Ekonomi terdapat program yang fokus di peternakan, pertanian, agro industri, dan pemberdayaan pesisir.
“Salah satu contohnya pemberdayaan kerang hijau di Serang. Jika dulu di 2015 para penerima manfaat memperoleh pendapatan Rp. 1,7 juta untuk satu orang. Sekarang sesudah intervensi Dompet Dhuafa, meningkat menjadi Rp. 4 juta,” lanjutnya.
Rencana ke depannya, Dompet Dhuafa memliki tiga skema model pemberdyaaan di 2020. Pertama inisiasi program baru yang berkelanjutan dan tidak ada exit program. Kedua intensifikasi, yakni program lama yang dibantu dengan skema investasi dari pihak luar. Ketiga, memberikan suntikan dana bagi pengusaha-pengusaha muda yang tertarik menjadi mitra Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa/Fajar)