Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Melalui Grant Making Proposal

TANGERANG SELATAN — Pada akhir tahun 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai diberlakukan. Masyarakat Ekonomi Asean merupakan agenda integrasi ekonomi berbagai negara ASEAN yang bertujuan untuk meminimalisasi berbagai hambatan dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas negara ASEAN.Baik dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi. Pasar bebas ASEAN ini tentunya memunculkan persaingan bebas antara berbagai penduduk di ASEAN.

Untuk menghadapi persaingan bebas tentu diperlukan adanya persiapan pula dari berbagai lapisan masyarakat. Seperti hal nya dengan masyarakat desa. Menurut Satria Nova, salah satu Anggora Program Ekonomi Dompet Dhuafa, sebenarnya desa memiliki potensi untuk berkembang dan bersaing dari segi ekonomi pula.

Diperlukan berbagai pihak yang terlibat dalam mengembangkan desa terlebih bagi desa yang belum tergali potensi kekayaannya. Oleh karena itu, Dompet Dhuafa mengajak seluruh organisasi non-profit, kelompok swadaya, dan berbagai elemen masyarakat untuk terlibat dalam proses menumbuhkan desa tangguh dan produktif. Cara yang dapat dilakukan untuk ikut berkontribusi ialah dengan mengajukan proposal kegiatan pengembangan potensi desa dalam Grant Making Proposal 2016. Jika proposal tersebut lolos, maka akan didanaimelalui dana para donatur yang dikelola Dompet Dhuafa.

“Jadi di Tahun 2016 ini kita lagi membuka pendaftaran untuk proposal yang menjadi agenda divisi ekonomi yang mana kita mengundang semua lembaga non-profit entah itu LSM, lembaga swadaya lainnya yang memiliki kompetensi untuk memberdayakan masyarakat. Kita membuat semacam lomba, berbagai LSM tersebut dapat mengajukan proposal. Jika bagus dan layak, maka akan didanai oleh Dompet Dhuafa, bagi mereka yang akan melaksanakan program tersebut,” ujar Satria Nova saat diminta keterangan mengenai Grant Making Proposal 2016.

Saat ini, Grant Making Proposal 2016 tengah memasuki tahap penerimaan proposal yang berlangsung dari tanggal 4 Januari 2016 hingga 29 Februari 2016. Nantinya, berbagai proposal yang masuk akan diseleksi hingga mendapatkan siapakah grantee yang akan menerima pendanaan dari Dompet Dhuafa. Adapun tema besar dalam Grant Making Proposal tahun ini ialah Menumbuhkan Desa, dengan konten proposal yang berisikan program pemberdayaan berbasis produk, teknologi tepat guna, dan sumber daya lokal. Nantinya dengan proposal ini akan membantu produk-produk lokal untuk dapat dikembangkan dan memiliki nilai jual yang tinggi, serta dapat diakses oleh masyarakat luas. Satria Novanto pun mengharapkan produk-produk dari hasil Grant Making Proposal 2016 ini, nantinya akan dapat bersaing dalam MEA dan membantu perekenomian masyarakat desa.

“Diharapkan ada produk yang dihasilkan, tidak hanya sekedar membantu orang tapi apa produk yang dihasilkan. Tapi kalau produk, bagaimana caranya yang dibantu akan bisa berkarya. Sehingga, jika program telah selesai pun akan bisa berlanjut usaha mereka. Harapannya sih nantinya di program ini ada produk yang dapat dijual dan dihasilkan. Apalagi sekarang kan sudah memasuki MEA,” ucap Satria.

Salah satu penerima donor atau grantee yang berhasil menembus pasar global ialah Eman Sulaeman, Ketua Koperasi Hanjuang Ujung Kulon, Provinsi Banten. Eman merupakan grantee dari Making Great Proposal pada tahun 2013. Program yang dilaksanakan ialah pemberdayaan masyarakat dengan meningkatkan produksi madu. Koperasi Hanjuang sendiri telah menjalin kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan dalam memasarkan produk madunya.

“Dua tahun lalu, madu dihargai tengkulak Rp. 15.000,00 hingga Rp. 30.000,00 per kilogram. Melalui Dompet Dhuafa, kami bisa meningkatkan kualitas produk dan akses pasar. Saat ini, sudah dapat menembus pasar global melalui kontrak dengan PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame Indonesia). Nilai penjualan madu petani bertambah menjadi Rp 65.000 per kilogram dan Koperasi Hanjuang kini memiliki omset Rp. 212 juta per bulan. Para petani yang terlibat semakin banyak. Penghasilan pun meningkat,” cerita Eman mengenai Koperasi Hanjuang saat ini.

Dengan kisah sukses yang berangkat dari Grant Making Proposal ini, bukan tidak mungkin bahwa kedepannya akan lebih banyak kisah sukses lainnya. Sehingga pemberdayaan masyarakat desa akan berhasil dan siap untuk menghadapi MEA. (Dompet Dhuafa/Diba Amalia)