Menilik Asa Dari Hijaunya Selada Pasca Gempa (Bagian Dua)

SIGI, SULAWESI TENGAH — Berbeda dengan Adadia, berbeda pula dengan Lilik Sugiarti. Perempuan paruh baya itu sudah lama berkecimpung di dunia pertanian. Transmigran asal Blitar, Jawa Timur, itu sebelumnya memiliki lahan tanam di Kecamatan Biromaru. Hanya saja, dampak peristiwa alam, gempa bumi, tsunami, dan liquifaksi yang menimpa Sigi, Palu, dan  Donggala, tahun 2018 lalu, mata air di kebunnya ikut hilang. Lahannya kini hanya jadi lahan tidur yang tak bisa diproduktifkan. Seperti Adadia, ia tinggal juga di kawasan Huntara Biromaru. Perkenalannya dengan sistem tanam hidroponik mengubah cara pikirnya mengenai bercocok tanam.

“Kalau tanam di tanah itu saya tidak ada air. Mata air dikebun sudah hilang kena liquifaksi. Hidroponik ini lebih hemat air, dan tidak capek merawatnya, nggak perlu nyangkul,” aku Lilik, ditemuinya pada Minggu (7/2/2021).

Baca Juga: http://dompetdhuafa.org/id/berita/detail/Menilik-Asa-Dari-Hijaunya-Selada-Pasca-Gempa–Bagian-Satu

Sambil membungkus hasil panennnya, Lilik bercerita cara ia memasarkan hasil panennya. Selain mengatur kadar Ph dalam air sehingga sayur tumbuh optimal, ia juga teliti dalam hal menjaga kualitas produk jual. Bila keluarga lain menjual selada dalam bentuk kiloan, Lilik membungkus rapi hasil panennya, satu persatu dengan tampilan yang menarik. Hasilnya, ia bisa menjual seladanya pada harga paling optimal.

“Kalau dibungkus begini kan jadi lebih bagus, dan hasil hidroponik itu tidak gampang layu, sekalipun sudah dicabut dari media tanam. Jadi itu yang sukai pembeli, sayurnya masih segar pas dijual,” tambah Lilik.

Karena etos bertaninya, ia kini punya media tanam yang lebih luas. Tidak seperti keluarga lain yang media tanamnya hanya berukuran 6×4 meter, media tanam Lilik kini sudah meluas jadi 12×4 meter. Lilik berharap bisa menambah lagi media tanamnya. Karena konon, ada beberapa keluarga yang sudah sampai memiliki empat media set tanam yang keempatnya produktif.

“Ingin sih nanti bisa nambah lagi media set-nya, kalau tambah banyak media tanamnya, makin banyak juga penghasilannya,” sahut Lilik, optimistis. (Dompet Dhuafa / Zulfana)