Menjadi Pemantik Kesuksesan Bersama

NGANJUK, JAWA TIMUR — Sukses adalah hak setiap orang. Sedangkan menjadi lebih bermanfaat dengan kesuksesan yang diraih adalah pilihan yang istimewa. Itu adalah kalimat yang menjadi pegangan Abdul Aziz (44), seorang PNS RSUD Nganjuk, yang memilih menunda kesenangannya demi berbagi kesuksesan untuk sesama. Awalnya ia mencari bantuan untuk membina peternak di wilayahnya agar tak hanya sejahtera di saat kurban saja. 

Setelah mendapat bantuan, Aziz mengolah dana itu untuk membangun bisnis aqiqah dan membuat ratusan kotak amal. Dari sanalah, Aziz bersama timnya menorehkan kesukesan dari kemitraan yang luar biasa, seperti: 

1. Membangun SMP-SMA Bina Insan Mandiri di Nganjuk. Bahkan, saat ini tengah membangun Vila Qur’an, pesantren penghafal Al Qur’an bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu,

 

 

2. Salah satu peternak binaannya, Nurul Huda (38) asal desa Kemlokolegi, Kertosono, Nganjuk, berhasil mengubah nasibnya. Setelah puluhan tahun ia dan keluarga tinggal bersama kambing-kambingnya di rumah gubuk. Kini ia berhasil membangun rumah yang layak untuk keluarganya dan memiliki ratusan kambing,

 

 

3. Empat karyawan Aziz pun telah menikmati indahnya kesuksesan yang dibangun bersama, dengan berangkat umroh gratis dari bisnis kemitraan ini,

 

 

4. Membangun pabrik tahu skala home industry yang dikelola oleh warga dan dikembalikan keuntungannya untuk warga.
Abdul Aziz memotivasi dirinya sendiri dengan menanamkan motto hidup dalam benaknya, yaitu “menunda kesenangan kecil untuk meraih sukses yang lebih besar, sementara sukses itu bisa kita raih dengan cara mengantarkan orang lain menjadi sukses”.

 

 

Pribadi yang tak jumawa untuk mengakui bahwa apa yang ia raih tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Khususnya lembaga yang pertama kali mempercayai Aziz untuk mengelola modal dan kemitraan. 

“Sebuah keberuntungan pada periode kurban tahun 1999, terpilih menjadi mitra dari THK Dompet Dhuafa. Pada tahun tersebut, 17 tahun silam, saya memulai perjalanan ini. Menebar berkah sekaligus memberdayakan kawan-kawan peternak lainnya. Hingga akhirnya sekitar tahun 2006 terkumpul akumulasi bagi hasil dari keuntungan THK yang kami konversi untuk membuat sekitar 450 kotak amal dalam mewujudkan impian membangun sekolah, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lainnya,” ungkap Abdul Aziz dengan penuh semangat. (Dompet Dhuafa/MS Swastika)