Menyambangi Kabut Asap

PALEMBANG- Ya, memang benar. Kabut asap menyelimuti sebagian pulau Sumatera dan Kalimantan. Ini bukan baru sehari atau dua hari. Sebulan lebih masyarakat di sini menjalani rutinitas hidup demikian.

Bau sangit khas dari kebakaran sudah menusuk hidung sejak pesawat yang saya tumpangi akan tinggal lindas. Tak berselang lama dari pilot mengumumkan bahwa sebentar lagi pesawat akan tinggal landas, bau sangit semakin santer tercium. Melongok di jendela pesawat, Kota Palembang hanya samar terlihat lantaran tertutup kabut asap.

Membludaknya karbondioksida menggusur ketersediaan Oksigen dan udara bersih. Kata relawan yang menjemput kami , di sini asap menebal pada dini hari hingga subuh dan itu cukup terbukti. Mala mini, intensitas ketebalan asap meningkat dibanding pagi dan siang hari.

Kabut asap memendar dalam sinar cahaya penerang jalan dan sorot lampu kendaraan. Walaupun terasa engap dalam bernafas, masyarakat di sini tak semuanya mengenakan masker saat beraktifitas di luar ruangan. Mungkin merasa hal biasa, karena telah terjadi berulang dalam jangka waktu yang panjang. Namun semua itu membahayakan kesehatan kita semua.

Asap begitu mengganggu aktifitas, terutama di daerah terdekat titik api. Dapat dikatakan aktifitas lumpuh dan kegiatan berbagai sektor terganggu. Mari kita bersama #MelawanAsap untuk kembalikan hidup normal saudara kita di Sumatera dan Kalimantan. Sehingga tak ada dampak yang lebih dan memilukan dari peristiwa ini. (Dompet Dhuafa/ Taufan YN)