Merawat Potensi Ternak Lokal

“Alhamdulillah, kami di sini para penerima manfaat di Waro dapat berdaya untuk tumbh bersama menjadi peternak binaan Dompet Dhuafa. Kehadiran progam dari donatur Dompet Dhuafa secara bertahap membangkitkan perekonomian saya dan teman-teman penerima manfaat lainnya. Terima kasih para donatur dan Dompet Dhuafa,” ungkapan penuh syukur Sulaiman (56), penerima manfaat Kampung Ternak Nusantara dari program Ekonomi Dompet Dhuafa di Desa Waro, Bima, Nusa Tenggara Barat.

Sungguh tak memungkiri lagi bahwa di negeri ini kaya akan sumber daya alam, salah satunya untuk mendukung peternakan warga. Secara natural, justru di kantong-kantong kegersangan seperti Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sangat berpotensi untuk pengembangan peternakan. Luasnya savana menjadi titik terbaik padang penggembalaan hewan ternak. Setelah itu, pekerjaannya tinggal menyediakan sumber-sumber air untuk memenuhi kebutuhan ternak, layaknya oase.

Bermodalkan potensi sumber daya alam yang ada, sangat memungkinkan untuk kita semua dapat mengembangkan kemampuan produksi ternak lokal. Terlebih di negeri ini juga memiliki potensi bibit ternak lokal seperti Dombe Garut, Ekor Gemuk, Sapi Bali, Kambing Jawa, Kambing Kacang dan masih masih banyak lagi. Jika konsisten dikembangkan, tentu akan terus menumbuhkan potensi lokal yang ada, karena setiap jenis ternak tersebut memiliki keunggulan  dan layak untuk dikembangkan. Bahkan di daerah yang subur, ternak dapat bersimbiosis mutualisme dengan sektor pertanian melalui pemanfaatan limbah. Dimana limbah pertanian dapat dikelola sebagai pakan ternak dan limbah peternakan dapat bermanfaat untuk pupuk tanaman.

Pemanfaatan dan pengembangan potensi lokal tersebut yang terus diupayakan Dompet Dhuafa melalui program pemberdayaan masyarakat di sektor peternakan. Salah satu community enterprise atau jejaring Dompet Dhuafa yang bergerak untuk memberdayakan para peternak lokal secara berkelanjutan tersebut adalah Kampung Ternak Nusantara (KTN). Adanya KTN tentu memberikan manfaat secara langsung bagi masyarakat peternak yang semula tidak berdaya menjadi tumbuh berkembang.

Program Kampung Ternak Nusantara saat ini bergerak di sekitar 18 provinsi, 50 kabupaten dan melibatkan 2.527 kepala keluarga di seluruh Indonesia yang tentunya terus berkembang setiap tahunnya. Komitmen visioner KTN tergambar dalam Triple Integrative Program, yakni tiga strata yang meliputi pembibitan (breeding), pembiakan bibit (multiplier) dan pembiakan komersial.

Program KTN ini juga menjadi sumber dari hewan kurban yang digalakan Dompet Dhuafa melalui Tebar Hewan Kurban (THK). Pada Raya Idul Adha tahun ini, KTN telah menyiapkan sekitar 22.000 domba, kambing dan sapi untuk mensukseskan program THK keberbagai pelosok nusantara yang tak luput juga untuk saudara kita di Tolikara, Papua dan pengungsi Rohingya di Lhangsa, Aceh. Bahkan di tahun ini, THK juga membuka kurban Unta untuk saudara kita di Gaza, Palestina.

Dengan tersedianya stok hewan kurban dari KTN, tentu program THK Dompet Dhuafa akan terjamin kualitas hewan kurban dan merata pendistribusiannya. Karena penyaluran hewan kurban THK Dompet Dhuafa menargetkan pendistribusian ke 4.155 desa, 375 kecamatan, 214 kabupaten dari 33 provinsi di Indonesia dan juga beberapa negara lain dengan penduduk muslim minoritas.

Program KTN Dompet Dhuafa adalah perwujudan dari model bisnis sosial yang turut mengangkat perekonomian peternak lokal binaan yang dulunya kurang mampu, tetapi kini menjadi insan yang sukses, mandiri dan berdaya. Dengan berdayanya para peternak lokal, tentu akan mengikis ketergantungan bangsa akan hewan ternak impor dan mendukung perekonomian bangsa untuk tumbuh dengan baik. (Dompet Dhuafa/Taufan)