Meretas Jalan Dakwah di Tanah Papua

Ustad Ahmad Fauzi Qoshim, tim relawan Dompet Dhuafa saat foto bersama anak-anak Tolikara Papua. (Foto: Dompet Dhuafa)

Masih terukir jelas dalam ingatan kita, bagaimana umat muslim di Tolikara, Papua, tepat di Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1436 H, mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan berupa penyerangan dan pengerusakan rumah, kios, bahkan rumah ibadah pun tak luput dari provokasi amuk massa. Tragedi tersebut terjadi, ketika umat muslim di Tolikara tengah khusyuk menjalani ibadah Sholat Id.

Hari kemenangan yang awalnya bersambut dengan penuh suka cita, berubah seketika dengan tangisan pilu umat muslim di Tolikara. Mereka tidak lagi merasa aman, nyaman, dan tentram dalam beribadah. Saudara-saudara muslim di Tanah Papua tersebut kini hanya bisa pasrah, berharap ada uluran tangan dari para dermawan untuk kembali merajut kebahagiaan atas tragedi yang menimpa mereka.

Sebagai lembaga zakat yang bergerak lebih dari 2 dekade dalam bidang kemanusiaan, Dompet Dhuafa pun berupaya terlibat langsung, mengembalikan senyum-senyum kebahagiaan muslim di Tolikara. Dengan menerjunkan tim relawan, Dompet Dhuafa bergerak melakukan assessment kebutuhan mendesak yang diperlukan. Tidak hanya itu, kejadian tersebut juga merupakan pintu masuk jalan dakwah bagi tim relawan Dompet Dhuafa di wilayah pegunungan tengah papua.

“Misi dakwah di pegunungan tengah papua adalah syiar Islam rahmatan lil alamin”, jelas Ahmad Fauzi Qoshim, tim relawan Dompet Dhuafa melalui pesan singkat beberapa waktu lalu.

Di sana, Ahmad beserta tim mengajarkan masyarakat lokal tentang tauhid dan thaharah (cara bersuci), belajar baca tulis al quran, dan pola kehidupan sehari-hari. Untuk mempermudah dakwah, Ahmad mendatangi tokoh adat atau kepala suku dan memberdayakan dai lokal atau warga lokal yang pernah belajar atau pesantren di jawa. Walau begitu, mereka masih membutuhkan dukungan dai dan intervensi program lain seperti pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.

Tak hanya dalam sisi dakwah, Dompet Dhuafa pun membantu dalam hal pembangunan masjid di Tolikara. Ahmad menyampaikan, saat ini pembangunan masjid sudah mencapai 40%. Pembangunan ini dibantu oleh personil TNI. Pembangunan masjid di tempat yang minoritas selalu ada hambatan tersendiri. Untuk di Tolikara sendiri pengupayaan adanya kubah serta pengeras suara di luar masjid masih tersendat.

Hingga saat ini kondisi di Tolikara semakin kondusif. Dompet Dhuafa sudah melakukan dialog bersama Kapolda, dandim, tokoh masyarakat, serta pengungsi untuk menjamin ibadah dan aktivitas lainnya. (Erni, uyang)