Meski Sakit, Sunaryo Lecut Semangat untuk Berkarya

JAKARTA- Jika karya seni dihasilkan oleh orang yang sehat fisik dan akal, maka hal itu sangatlah menjadi wajar, namun akan berbeda jika sebuah karya seni yang memiliki nilai artistik itu justru dihasilkan dari tangan trampil seorang pasien yang sudah diagnosa menderita Skizofrenia.

Adalah Sunaryo (46), pasien Skizofrenia yang rutin berobat di Gerai Sehat Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa Ciputat mampu menghasilkan karya seni yang menarik dan memiliki nilai seni berupa lukisan, miniatur sepeda motor, becak dan berbagai replika alat kendaraan lainnya. Bahkan yang lebih membuat terkesima lagi adalah Sunaryo mampu menggunakan barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai dan tidak memiliki nilai guna lagi menjadi karya seni yang bernilai tinggi.

“Kalau mereka tahu makna seni, maka pasti hasil karya saya dihargain tinggi” begitu ungkapan pria yang menjadi salah satu member LKC Dompet Dhuafa Ciputat. saat mengantarkan beberapa buah hasil karyanya ke LKC Dompet Dhuafa, beberapa waktu lalu.

Sunaryo yang setiap bulannya harus konsul ke dokter spesialis jiwa itu menuturkan, bahwa karya seninya yang berbentuk miniatur mainan kuda, becak,dan aneka ragam sepeda motor itu semuanya menggunakan barang rongsokan.

“Semua barang-barangnya hasil saya mungut, ban motornya dari tutup botol minuman, tangkynya dari kayu terus jari-jarinya dari kawat paying yang udah rusak, yang beli cuman cat sama lem” tutur suami dari Indah itu kepada Staf Media LKC Dompet Dhuafa.

Namun Sunaryo terkadang masih banyak menghadapi kendala, terutama ketika kondisi penyakitnya kumat yang membuat pikirannya terganggu, sehingga ia tak bisa menghasilkan banyak karyanya dalam waktu yang singkat, hal ini karena kondisi psikisnya yang masih belum stabil.

“Saya  kalau bikin banyak gak kuat memori saya, apalagi kalau ngelukis perlu ketenangan dulu” ujar pria yang tinggal di Jl. H. Gaim, RT 05 RW 02 No. 73 B, Kelurahan Petukangan Utara, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan itu.

Menurut Sunaryo, ia mengaku dalam sepekan hanya dapat menghasilkan 3 karya untuk minatur. Sedangkan untuk lukisan ia hanya bisa menghasilkan satu saja, sedangkan untuk harganya tergantung kesepakatan dan tergantung dari orang yang menilai hasil seni buah karyanya

“Kalau satu unit untuk minatur kisaran 50 ribu sampai 100 ribu, namun kalau untuk lukisan tergantung gambar dan bahannya” terang Ayah dari Mona Asyifa sambil berharap masih banyak orang berminat dan mau menghargai buah karyanya. (LKC Dompet Dhuafa/gm)

 

Editor: Uyang

 “22 tahun Dompet Dhuafa Tumbuh Bersama, mari bergandeng tangan wujudkan kemandirian”