Ngadiyakur, Bangkitkan Kembali Kejayaan Kesenian Lukis Payung (Bagian Dua)

KLATEN – Dari 40-an anggota, kebanyakan dari mereka ialah bapak-bapak dan ibu-ibu. Ngadi sengaja mengajak para ‘sepuh’ untuk bisa memberdayakan mereka, yang cenderung sulit mendapatkan pekerjaan. Bukan hanya usia tua, Ngadi tidak lupa merangkul mereka yang kesulitan mendapatkan kesempatan bekerja. Dua dari sekian banyak anggotanya ialah penyandang disabilitas.

“Ada dua orang disabilitas, saya ajak untuk ikut berkembang bersama payung lukis. Tapi uniknya, payung karya mereka cenderung malah lebih bagus dibanding anggota lain yang memiliki tubuh normal,” jelas Ngadi.

Begitulah cara Ngadi mendapatkan pelajaran hidup. Mereka yang berkebutuhan khusus, ternyata akan memunculkan bakatnya ketika diberikan kesempatan yang sama.

“Saya sadari itu, walau berkebuthan khusus, mereka ternyata berbakat dalam kerajinan tersebut,” akunya.

Bukan hanya berhenti pada generasi tua dan disabilitas. Ngadi mulai memprospek generasi muda. Ngadi sadar, bahwa kerajinan payung lukis harus terus diwariskan. Sehingga nantinya tetap lestari. Mengubah image kuno pada payung lukisnya menjadi misi Ngadi untuk menjaring generasi muda bergabung. Keterlibatan payung lukis Ngudi Rahayu pada berbagai festival dan pameran, ia harapkan dapat menyadarkan anak muda bahwa payung lukis itu dihargai di luar sana.

“Kalau saya ikut pameran, selalu melibatkan para anak muda. Hal tersebut agar mereka tahu bahwa industri ini bukan hanya sekedar kerajinan receh, seperti hanya untuk kebutuhan pemakaman. Namun juga bisa dihargai lebih dalam berbagai festival,” tambahnya.

Keyakinan Ngadi bertambah, terlebih dari permintaan pasar terhadap produk payung lukis yang masih bergeliat. Sampai hari ini, permintaan akan payung lukis masih terus bertambah melampaui kemampuan produksi. Ngadi berharap kelebihan permintaan pasar bisa dipenuhi oleh mereka para pengrajin muda.

“Saya lihat dan yakin. Bahwa payung lukis akan mendapatkan kejayaannya kembali seperti dulu tahun 60-an. Pasar sekarang juga sama sekali tidak menghawatirkan. Permintaan pasar juga lebih besar dibanding produksi,” jelasnya.

Ngadi juga sering mengajak berbagai komunitas untuk mengunjungi showroom-nya, demi memperkenalkan kembali kerajinan tersebut. Berbagai komunitas lintas hobi berdatangan mencicip indahnya kerajinan payung lukis. Sedikit banyak, payung lukis Ngudi Rahayu kembali dikenal oleh masyarakat umum. Kini, showroom Payung Lukis Ngudi Rahayu lebih ramai oleh turis dan komunitas pehobi.

“Banyak komunitas datang, sering juga dipakai hunting foto. Alhamdulillah anggota mendapat tambahan dari situ,” tutupnya. (Dompet Dhuafa/Zul)