Nilai-nilai Lembaran Seratus Ribu

Foto: Tim Dompet Dhuafa Singgalang saat mengunjungi SMP Darul Ma’arif Padang, saat membantu biaya pendidikan Hendrico Pratama (17), bersama sang Ibu Fitria Maidar (40), dan Kepala Sekolahnya, Hanifah Ikhwati. (ist)

 

PADANG — Bagi sebagian orang, mungkin hal biasa mengeluarkan lembaran uang ratusan ribu untuk mencoba kuliner baru, menghabiskan waktu di game center atau sekedar nongkrong-nongkrong bersama teman.

Apalagi di era smartphone saat ini, ratusan ribu serasa tak cukup untuk dihabiskan tiap bulannya demi membeli pulsa dan paket internet. Merasa tidak up to date terhadap perkembangan informasi jika koneksi internet terputus sehari saja. Tak terasa, lembaran-lembaran ratusan ribu mengalir tanpa henti untuk hal-hal yang tidak begitu fungsional.

Namun, nilai lembaran ratusan ribu itu berubah menjadi sangat besar apabila dibawa ke Lembaga Amil Zakat, ke Masjid-masjid terdekat, dan kotak-kotak infak. Nilainya menjadi begitu mahal saat diberikan dengan ikhlas tanpa kita menerima feedbacknya dari lembaran uang yang kita salurkan.

“Barangsiapa yang menginfakkan kelebihan hartanya di jalan Allah SWT maka Allah akan melipatgandakan dengan tujuh ratus (kali lipat). Dan barangsiapa yang berinfak untuk dirinya dan keluarganya, atau menjenguk orang sakit, atau menyingkirkan duri, maka mendapatkan kebaikan dan kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya. Puasa itu tameng selama ia tidak merusaknya. Dan barangsiapa yang Allah uji dengan satu ujian pada fisiknya, maka itu akan menjadi penggugur (dosa-dosanya)”. (HR. Ahmad)

Allah memang tidak menjanjikan jaminan kelimpahan harta secara langsung dari yang kita sedekahkan. Tapi, janji Allah pasti, menggantikan harta yang kita ikhlaskan dengan nikmat yang lebih baik. Bisa jadi itu kesehatan, keselamatan, dan perlindungan dari berbagai macam musibah.

Seperti penyaluran yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa Singgalang beberapa waktu lalu, nilai uang ratusan ribu memiliki nilai berbeda bagi salah satu mustahik, Hendrico Pratama (17).

Baginya, mendapatkan beberapa lembaran ratusan ribu adalah perjuangan untuk ia meneruskan pendidikan. Apa daya, sang ayah, Ikhwan (40), hanya bekerja sebagai buruh harian lepas, dengan penghasilan tak menentu setiap harinya. Sedangkan ibunya, Fitria Maidar (40), adalah ibu rumah tangga biasa. Penghasilan yang sangat kecil diterima, masih membuat mereka bersyukur dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Penghasilan sang ayah yang minim membuat Hendrico terpaksa menunggak uang sekolah selama enam bulan. Ia terancam tak dapat mengikuti ujian akhir sekolah, karena telah menungggak biaya pendidikan mulai dari SPP Januari-Juni, uang les November-Maret, sejumlah biaya ujian, dan lainnya.

Menerima beberapa lembar uang seratus ribu dari Dompet Dhuafa Singgalang bersama sang ibu dan kepala sekolah, Ibu Hanifah Ikhwati, sontak suasana haru membuncah di ruangan Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif, Padang. Sang ibu tak kuasa menahan tangis. Berkali-kali ia mengucapkan terimakasih kepada Tim Dompet Dhuafa Singgalang yang saat itu mendampingi. Tentu saja, rasa terimakasih dan haru mustahik ini terucap diperuntukkan bagi para donatur yang telah mempercayakan harta mereka melalui Dompet Dhuafa Singgalang.

Kedatangan donatur dan mitra Dompet Dhuafa Singgalang yang setiap harinya menitipkan lembaran ratusan ribu, dinilai sebagai kelebihan harta maupun hak bagi yang membutuhkan. Itu semua ternyata membawa perubahan besar bagi para mustahik. Nilai lembaran ratusan ribu yang donatur dan mitra ikhlaskan, bagi mustahik menjadi keberkahan dalam hidup mereka.

Lembaran ratusan ribu yang disalurkan, mereka jadikan modal usaha, lembaran ratusan ribu yang dititipkan, membuat mereka mampu menatap masa depan dengan pendidikan yang layak. Selain itu lembaran ratusan ribu yang disedekahkan, juga memberi kesempatan para mustahik meraih kesehatan dengan cuma-cuma, terutama mustahik anak-anak yang menderita berbagai penyakit kronis diusia muda. (Dompet Dhuafa Singgalang/Nisa)