Operasi Air Bersih Di Jambi

JAMBI — Bagai jatuh tertimpa tangga. Kira-kira itulah pepatah yang tepat untuk menggambarkan kondisi warga Jambi sekarang. Saat udara segar sulit dihirup, kini air bersih pun sulit mereka dapat. Kondisi ini sudah terjadi lebih dari sebulan. Warga pun terpaksa membeli air dengan harga tinggi. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Kusnaeni, koordinator respon kabut asap dari Dompet Dhuafa Jambi, bahwa sumur masyarakat banyak yang kering. Kalaupun ada, air berwarna putih atau keruh.

“Kekeringan menyebabkan air bersih sangat terbatas, diare juga mulai mengancam. Untuk itu kita selain melakukan operasi air bersih juga mengadakan pengobatan,” tambah Ibnu.

Sejak bulan lalu, Dompet Dhuafa Jambi dan Yayasan Insan Madani mulai melakukan operasi air bersih di enam titik yaitu RT 10 Kelurahan Wijaya Pura, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi; RT 18 Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi; RT 01 Desa Kasang Kumpeh  Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muara Jambi;RT 13 Kelurahan Paal 5, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi;RT 12 Kelurahan Payo Selincah, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi; dan RT 19 Kelurahan Kebun Handil, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Warga di daerah yang didatangi pun antusias.

Operasi air bersih sudah dimulai sejak sebulan lalu. Selain melakukan dropping air, Dompet Dhuafa Jambi dan Yayasan Insan Madani juga membuat toren (tempat penampung air yg terbuat dari plastik) yang telah tim siapkan di beberapa lokasi. Total kapasitas menampung air dari penampung air yang disediakan mencapai 40.000 liter. Kekeringan terjadi hampir merata di Jambi. Bahkan, Batang Hari yang merupakan sungai utama di provinsi ini juga mengalami penyusutan hingga enam meter.

Selain operasi air bersih, Dompet Dhuafa Jambi dan Yayasan Insan Madani juga melakukan Aksi Layanan Sehat, suplemen untuk balita, kesehatan anak-anak, dan sulap selama seminggu kedepan. Semua digelar sebagai upaya respon kabut asap dan kekeringan di kawasan Jambi. (Dompet Dhuafa/Erni)