Pahala Sedekah di Kala Sulit

Dalam Islam, sedekah adalah sebagai salah satu ajaran yang harus dilakukan oleh umat Islam. Sedekah memiliki banyak sekali keutamaan bagi hidup di dunia (sebagai magnet rezeki) dan juga di akhirat. Tidak selalu materi, sedekah juga bisa dilakukan dengan modal apapun sesuai yang kita miliki dan mampu berikan untuk orang lain. Terlepas dari kaya atau miskinnya, sebagai umat Islam kita wajib untuk mengeluarkan harta di jalan Allah. Maha Baik-Nya Allah, tidak pernah membatasi sedekah kita. Besar atau kecil, Allah akan balas dengan pahala.

Kualitas Amalan Sedekah

Seperti yang disampaikan dalam QS Al-Zalzalah ayat 7-8 “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”.

Artinya, sedekah kita, sekecil dan dalam bentuk apapun itu asalkan dengan niat dan tujuan kebaikan, maka Allah akan membalas dengan kebaikan atau pahala yang setimpal. Dan Allah dengan Maha Adilnya, tidak menilai hanya dari besarnya pemberian kita, tetapi juga bagaimana kualitas ibadah kita.

Misalnya saja, seorang pengusaha memiliki harta yang berlimpah. Dengan kemampuannya, dia bersedekah hanya senilai satu juta rupiah. Satu juta rupiah baginya adalah angka yang kecil dan mudah. Tapi di sisi lain, ada seorang pekerja biasa yang penghasilannya tak lebih dari 5 juta. Ternyata, ia mampu memberikan hartanya senilai satu juta rupia juga untuk bersedekah.

Walau angkanya sama, bisa jadi nilai dihadapan Allah berbeda. Kesulitan dan perjuangan dari masing-masing orang yang akan bersedekah tersebut bisa juga berbeda. Sehingga, penilaian Allah lah yang Maha Benar dan Maha Adil. Jumlahnya sama, tetapi kualitas amalannya bisa jadi berbeda.

Hal ini juga seperti yang disampaikan dalam sebuah hadits, “Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham“. Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau jelaskan, “Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada pula seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan.” (HR. An-Nasai dan Imam Ahmad).

Termasuk saat kita berusaha untuk tetap bersedekah walaupun dalam kondisi terhimpit dan kekurangan. Dalam kondisi lapang, mungkin mudah bagi kita untuk bersedekah. Namun dalam kondisi yang terhimpit, mampukah kita menjalaninya?

Bersedekah Saat Terhimpit

Dari Abu Hurairah dan ‘Abdullah bin Hubsyi Al Khots’ami, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya sedekah mana yang paling afdhol. Lalu dijelaskan dalam hadits berikut, “Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (HR. An-Nasai).

Dalam hadits tersebut, ada beberapa penafsiran. Terdapat ulama yang menafsirkan bahwa maksud hadits tersebut adalah betapa utamanya orang yang bersedekah di kala sulit. Namun ada juga yang mengatakan bahwa sedekah yang dimaksud adalah sedekah dalam hati yang lapang atau hati penuh kecukupan.

Jika menunggu kemapanan dan rasa kaya akan diri, manusia tidak akan pernah merasa kecukupan. Manusia akan senantiasa mencari dan mengejar hal yang lebih. Untuk itu, saat terhimpit dan perasaan belum cukup, inilah ujian manusia. Dan manusia dalam hidup akan selalu mendapatkan ujian tersebut.

Allah SWT berfirman, ”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, “Kami telah beriman’ sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS Al Ankabut: 2-3)

Yang membuat manusia berharga di hadapan Allah bukan saja karena jumlah hartanya, melainkan dari kualitas amalnya, bagaimana ia menghadapi ujian, dan tetap istiqomah bersedekah dalam kondisi apapun.

Saat berlebih, maka ia berbagi dengan kelebihannya. Saat terhimpit, ia tetap berbagi sesuai dengan kemampuannya. Umat Islam beriman dan bertawaqal akan merasa kenikmatannya dan ringat saat mengerjakannya. Baginya, tak ada lagi yang lebih berharga selain dari balasan kelak oleh Allah berupa surga yang di dalamnya terdapat kebahagiaan sejati yang tidak akan pernah dicabut kembali.

“Di dalam Surga kamu memperoleh apa (segala kenikmatan) yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa (segala kenikmatan) yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Fushshilat: 31-32).

Dalam hadits yang lain, disebutkan juga bahwa sedekah bisa menjadi penolak bala bencana. Betapa Allah SWT sangat menyayangi umat-Nya, hingga perintah beribadah pun diganjar dengan berbagai manfaat dan kebaikan yang berlipat ganda. Di tengah ujian pandemi Covid-19 ini, sedekah untuk menghadapi Corona, bisa menjadi ikhtiar kita untuk terus berbagi, membantu yang kesulitan, dan mengusir segala bencana yang datang. 

Selamat berikhtiar untuk terus bersedekah. Semoga Allah akan membalas segala amal kebaikan kita dengan kebahagiaan abadi kelak di akhirat.