Pangkas Limbah Kertas dan Lestarikan Budaya Adat, Abdus Salam Gagas Rumah Gadang (Volunesia Bootcamp Bagian 1)

JAKARTA — Pada gelaran Volunesia Bootcamp 2022, Sabtu (17/9/2022) lalu, Abdus Salam mempersembahkan sebuah project ‘Rumah Gadang’ berjenis Gonjong Limo. Mengusung jargon “Pelestarian Rumah Gadang Melalui Pemungutan Limbah Kertas”, salah satu siswa SMKN 26 Jakarta jurusan Teknik Komputer Jaringan itu menyampaikan, bahwa project tersebut timbul atas dasar 3 (tiga) permasalahan yang ada. Antara lain:

  1. Limbah kertas.Pada tahun 1998, limbah kertas mencapai 7 juta ton per tahunnya dan bahkan akan bertambah terus jika aktivitas penduduk dan penumpukan limbah kertas bertambah.
  2. Budaya lokal yang telah bergeser. Di era ini generasi muda lebih tertarik dengan budaya asing dibandingkan budaya-budaya lokal.
  3. Minat remaja terhadap budaya lokal yang masih rendah sebesar 52,09 %.

“Ide ‘Rumah Gadang’ ini  diambil dari salah satu tim kami yang berasal dari Minang. Konsep dari pembuatan ‘Rumah Gadang’ ini adalah, kami menyiapkan dan membuat ‘Rumah Gadang’, kemudian dipoles dan diwarnai agar menarik,” sebut Abdus.

“Sasaran dari project ‘Rumah Gadang’ ini adalah anak-anak. Agar mereka tertarik dengan budaya lokal di Indonesia. Mereka juga bisa belajar mengenai sejarah dari ‘Rumah Gadang’. Keunikannya, bahkan mengenalkan kembali tentang ‘Rumah Gadang’. Saat ini, project ‘Rumah Gadang’ telah dilaksanakan di Early Learning Centre (ELC) Kecamatan Cakung, Kelurahan Ujung Menteng, Jakarta Timur,” paparnya.

Ya, guna mencetak para pengusaha muda berjiwa filantropi, Maya Nuraini selaku Senior Officer Community & Volunteerisme Dompet Dhuafa, menjelaskan, Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) menggagas kegiatan Volunesia Bootcamp 2022. Terdiri dari ragam rangkaian kegiatan, Volunesia Bootcamp 2022 telah berlangsung sejak bulan Maret 2022 bagi para anggota DDV se-Indonesia.

Sejak 6 (enam) bulan yang lalu, sebanyak 22 project sosial di berbagai daerah telah diikutkan dan tersaring 11 project dari 9 (sembilan) provinsi di Indonesia. Para finalis tersebut saling beradu gagasan terbaik memaparkan kepada tim Dompet Dhuafa, pada Spekta Volunesia 2022, Sabtu (17/9/2022), di Gedung Philanthropy, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

“Volunesia merupakan gabungan dari kata Volunteer dan Amnesia. Artinya, Dompet Dhuafa mengingatkan kembali kepada para volunteer, bahwa di samping mereka berupaya mengubah diri sendiri, sejatinya juga sedang mengubah dunia,” jelas Maya.

Kedepannya, Abdus dan teman-teman berencana untuk memasarkan dan menjual produk ‘Rumah Gadang’ ini ke media sosial ataupun marketplace. Abdus dan teman-teman juga berencana agar tidak hanya ‘Rumah Gadang’ yang dibuat, tetapi juga rumah adat lainnya yang ada di Indonesia. Ia berharap, melalui project ‘Rumah Gadang’ ini, jumlah limbah kertas mulai berkurang, budaya-budaya tidak tergeser lagi, dan anak-anak remaja menjadi bisa dan harus melestarikan budaya masing-masing di daerahnya.

“Budaya lokal kita, warisan kita. Itu tidak boleh ditinggalkan,” tegasnya.

Baca Juga: https://www.dompetdhuafa.org/volunesia-bootcamp-2022-lahirkan-filantropreneur-muda/

Dalam kesempatan hari itu, Abdus juga akui, jiwa semangatnya terlahir kembali di Volunesia Bootcamp. “Bugar, terlahir kembali. Saya ingin menjadi relawan. Volunesia DDV memiliki tempat yang mendukung untuk masyarakat. Saya juga banyak mendapat motivasi baru, materi baru, sharing bersama teman baru. Mudah-mudahan Volunesia Bootcamp ada lagi, kalau bisa, nanti saya ikut menjadi panitia atau apapun untuk bisa hadir disana,” pungkas Abdus. (Dompet Dhuafa / Irma / Dhika Prabowo)