Pelatihan Dasar Konselor Kesehatan Reproduksi

PADANG — Melahirkan konselor yang mampu menjembatani masyarakat agar memperoleh pengetahuan seputar kesehatan reproduksi (Kespro), ibu-ibu Kader daerah Pemancungan, ikuti Pelatihan Dasar Konselor Kesehatan Reproduksi, pada Kamis (19/11), di Kantor Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Jl. Sultan Syahrir, Pemancungan, Padang Selatan.

Dibuka oleh Koordinator Volunteer Dompet Dhuafa Singgalang, Dana Kurnia, memulainya dengan memperkenalkan tentang kelembagaan Dompet Dhuafa Singgalang dan konsep kerelawanan.

“Keterlibatan Dompet Dhuafa Singgalang dalam segenap aktivitas sosial, dilandaskan dengan visi dan misi Dompet Dhuafa Singgalang itu sendiri. Sebagai lembaga penggalangan zakat, infak, sedekah dan wakaf, bertujuan untuk memperbaiki dan membangun kualitas umat dari dana yang terhimpun,” tutur Dana.

Diikuti oleh 24 ibu-ibu, kader dari enam Posyandu di wilayah Pemancungan, pelatihan diberikan oleh pemateri profesional di bidang Kespro dan Konseling, yakni dr. Rezki Khainidar, dan dr. Sandra Yelli.

“Pelatihan berlangsung selama dua hari hingga Jumat (20/11).  Dalam hal ini tujuannya adalah untuk membangun kapasitas kader terlibat yang akan menjadi konselor di wilayah mereka masing-masing,” tutur Pendamping Program Kesehatan Dompet Dhuafa Singgalang, Mushallina Latifa, yang mengarahkan acara dengan pengadaan Ice Breaking.

“Masalah kesehatan reproduksi merupakan masalah personal, hak perseorangan. Nyaman atau tidaknya tergantung yang dirasakan masing-masing, tidak harus diakui oleh orang lain. Sehingga seorang konselor harus mampu mengubah rasa tidak nyaman tersebut dengan kemampuan dirinya,” tutur dr. Rezki.

Sebelum menuju materi kedua, acara tersebut juga diselingi diskusi kelompok mengenai bagaimana menjadi konselor yang baik berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing peserta. Materi kedua dibawakan oleh dr. Sandra Yelli, yang mengupas habis tentang kerentanan HIV/AIDS.

“Tidak bisa menilai seseorang terinfeksi penyakit kelamin dari luar, tapi harus melalui tes terlebih dahulu. Oleh karena itu, jangan men-judge seseorang secara sembarangan. Cara penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) dapat terjadi lewat perantara Seks, ibu ke anak, darah, tato, tindik, dan jarum suntik,” papar dr. Sandra.

Mengenai IMS, dr. Sandra turut menjelaskan gejalanya, yang diantaranya, keluarnya cairan dari alat kelamin dapat berupa darah atau nanah, pedih atau panas ketika buang air kecil, terdapat luka pada alat kelamin, terdapat tumor, kutil, maupun benjolan pada alat kelamin, terdapat benjolan pada lipatan paha, pembengkakan buah zakar bagi pria, rasa nyeri pada perut bagian bawah untuk wanita, dan yang perlu diingat, tidak semua IMS ada gejalanya. Mungkin baru dapat diketahui ketika pemeriksaan.

“Kami dari Dompet Dhuafa berharap, dengan adanya agenda ini dapat membantu terbentuknya konselor kespro yang mempunyai pengetahuan luas dan mampu menjadi rujukan, serta tempat curhat masalah kespro di lingkungannya,” pungkas Mushalina Latifa, salah satu tim relawan Dompet Dhuafa Singgalang yang turut terjun dalam kegiatan tersebut. (Dompet Dhuafa Singgalang/Nisa)