Pengalaman Jadi Tim Fundraiser, Dari Pekerjaan Hingga Jadi Teman

JAKARTA – Pagi itu suasana di salah satu konter Dompet Dhuafa belum terlalu ramai. Maklum, lokasi penempatan konter itu berada di acara Meeting of Minds Forum 2019 (MeMinds) yang bertempat di Opus Grand Ballroom, The Tribrata, Jakarta, beberapa waktu lalu. Sehingga para pengunjung sedang sibuk mengikuti berbagai rangkaian konferensi.

Di sanalah ada tim fundraiser yang sedang berjaga. Bernama Della Dwi Cahyani, ia merupakan perempuan berusia 23 tahun yang sudah cukup lama aktif menjadi tim fundraiser Dompet Dhuafa. Walaupun sekarang ini ia menjadi fundraiser ketika Dompet Dhuafa sedang dalam event-event tertentu.

“Waktu itu ikut pelatihan fundraiser di 2017. Terus sekarang jadi fundraiser. Walaupun bukan reguler,” ujarnya.

Dia tertarik menjadi bagian dari Dompet Dhuafa lantaran untuk menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia pemberdayaan. Ingin rasanya mendalami bagaimana program-program Dompet Dhuafa mampu mengangkat kesejahteraan orang-orang yang belum mampu.

“Senang bisa jadi perantara kebaikan,” tambahnya.

Walaupun demikian, menjadi tim fundraiser tidaklah mudah. Sebagai garda terdepan tim Dompet Dhuafa, Della agak kesulitan menyesuaikan waktu dan sikap para pengunjung yang lalu Lalang di depannya.

“Ada yang sempat nolak secara kasar. Tapi banyak juga yang baik. Sampai sekarang saya masih berhubungan baik dengan beberapa donatur. Bahkan silaturahim buat bukber atau ngadain lunch bareng. Padahal kan notabene saya udah ga aktif di fundriser. Mungkin itu yang namanya kerja dari hati. Bukan cuma cari materi,” ungkapnya.

Cerita Della sempat terhenti. Lantaran ada pengunjung—dua orang lelaki—yang menghampiri konter Dompet Dhuafa. Cukup menyita waktu memang. Tapi setelah pengunjung beranjak, Della melanjutkan cerita pengalamannya.

“Ya walaupun ada keluh kesahnya. Saya tetap mempunyai utang budi dengan Dompet Dhuafa. Buktinya dengan bergabung di sini, saya bisa membiayai kuliah sendiri. Seenggaknya saya nggak membebani orang tua,” akunya.

Banyak manfaat yang diperoleh dengan bergabung di Dompet Dhuafa. Selain mengetahui program-program pemberdayaan, di sini juga akan diasah kemampuan komunikasi. Yang menurut Della cukup penting. Apalagi dalam kehidupan sehari-hari.

“Menurut saya menjadi bagian tim fundraiser itu seperti antara guru, teman dan rekan bisnis. Karena kita menjelaskan seperti guru, menjadi teman untuk bertanya, dan rekan bisnis dalam kebaikan mengajak orang berziswaf,” jelasnya.

Waktu sudah menunjukan pukul 12:00 WIB siang. Di akhir perbincangan dengannya, sebelum pergi menunaikan shalat dzuhur. Della berpesan, ”Buat masyarakat, jangan ragu donasi ke Dompet Dhuafa. Karena berkah sampai dunia akhirat. Pertanggung jawabannya juga ada per-3 bulan via email. Semoga Dompet Dhuafa semakin maju dalam membentang kebaikan”. (Dompet Dhuafa/Fajar)