Peran Masyarakat dan Media Sosial dalam Indonesia Move On

Nama:Reni Judhanto
Judul:Peran Masyarakat dan Media Sosial dalam Indonesia Move On
Blog:http://menjemputimpian.blogdetik.com

 

 Reni

Peran Masyarakat dan Media Sosial dalam Indonesia Move On

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2013 berdasarkan data dari http://statistik.ptkpt.net jumlah penduduk di Indonesia mencapai angka 237.641.326 orang.

ilustrasi oleh penulis (data)

Banyaknya jumlah penduduk, tentu saja akan memunculkan banyak permasalahan di Indonesia. Apalagi ditambah dengan luasnya wilayah negara Indonesia dan faktor kondisi geografis maka Indonesia sangat berpotensi berhadapan dengan berbagai macam permasalahan. Kita sebagai Warga Negara Indonesia tentu sudah sangat paham tentang permasalahan demi permasalahan yang dihadapi Indonesia selama ini, mulai dari tingginya jumlah masyarakat miskin atau dhuafa, tingginya angka putus sekolah atau buta aksara, tingginya angka gizi buruk, tingginya angka kriminalisasi dsb.

Namun, kita tak selayaknya terpuruk dan pesimis dengan berbagai permasalahan yang ada. Kita harus mendukung Indonesia untuk move on. Kita harus bergandengan tangan, bahu membahu untuk bersama-sama bangkit menuju perubahan yang lebih baik. Semuanya demi masa depan Indonesia yang jauh lebih baik daripada hari ini.

Pemberdayaan Masyarakat Kunci Indonesia Move On

Pemberdayaan atau empowerment merupakan upaya memberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial untuk secara aktif berpartisipasi, bernegoisasi, mempengaruhi, dan mengendalikan kelembagaan masyarakat secara bertanggung jawab demi perbaikan kehidupannya. Melalui pemberdayaan ini maka masyarakat akan mendapatkan daya dan kekuatan untuk ikut memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri dan juga lingkungannya. Jadi, pemberdayaan masyarakat ini hanya bisa terwujud apabila masyarakat secara aktif ikut berpartisipasi.

Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan meliputi berbagai aspek kehidupan yang meliputi: ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial. Sedangkan masyarakat yang perlu diberdayakan disini bukan saja masyarakat usia produktif, namun semua masyarakat, termasuk penduduk lanjut usia (Lansia). Kelompok lansia ini adalah kelompok masyarakat yang berusia lebih dari 60 tahun. Berdasarkan data tahun 2009, jumlah penduduk lansia di Indonesia sebanyak 20.547.541 orang.

Dari tahun ke tahun, jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini terjadi kerena meningkatnya usia harapan hidup akibat dari peningkatan pembangunan di bidang kesehatan. Hal tersebut tentu saha mengakibatkan proporsi populasi yang berusia lebih dari 60 tahun juga bertambah.

Pemberdayaan Lansia

Dengan peningkatan jumlah lansia ini maka perlu diperhatikan pula upaya kesehatan lansia yang komprehensif dan berorientasi pada siklus kehidupan manusia. Sistem layanan kesehatan lanjut usia yang dijalankan oleh pemerintah melalui kementrian kesehatan berbasis mobilisasi dan peran serta masyarakat. Salah satu program pemberdayaan penduduk lansia yang dijalankan pemerintah adalah melalui Posyandu Lansia. Pemberdayaan lansia itu selain bertujuan untuk memperpanjang usia harapan hidup namun juga untuk memperpanjang masa produktif Lansia.

Di tempatku, pemberdayaan lansia juga sudah dijalankan dengan baik. Pada tanggal 9 April 2002 telah didirikan Posyandu Lansia yang diberi nama “Posyandu Lansia Kasatrian”. SK Pengurus Posyandu Lansia Kasatrian diterbitkan oleh pihak kelurahan dan ditandatangani oleh kepala kelurahan dan setiap 4 tahun sekali diadakan pergantian pengurus.

Pengurus Posyandu Lansia Kasatrian di bawah papan nama posyandu

Posyandu lansia yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 12 pada tanggal 9 April lalu itu saat ini memiliki jumlah anggota aktif sebanyak 52 orang. Semua anggota itu berasal dari 2 RT dari 1 RW di lingkunganku.

Dukungan dari pemerintah daerah (melalui puskesmas) untuk kelangsungan posyandu lansia itu cukup besar. Setiap bulan posyandu lansia mendapatkan suntikan dana operasional dari puskesmas, meski jumlahnya tidak besar. Selain itu, setiap bulan dalam pertemuan rutin, selalu saja ada tim medis yang hadir untuk memberikan penyuluhan dan pemeriksaan/konsultasi kesehatan. Sedangkan dokternya, selalu rutin datang setiap 2 bulan sekali.

Pengurus Posyandu Lansia Kasatrian bersama Tim Medis dari Puskesmas

 

Kegiatan Posyandu Lansia Kasatrian cukup banyak yaitu:

Pemeriksaan kesehatan sebulan sekali yang meliputi: penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tensi, konsultasi kesehatan, pemeriksaan laboratorium (untuk kadar gula, asam urat dan kolesterol), dan pemberian obat gratis

pemeriksaan kesehatan oleh pengurus posyandu dan tim medis dari puskesmas

 

Penyuluhan kesehatan oleh tenaga medis dari puskesmas

penyuluhan kesehatan oleh kepala puskesmas

 

Olahraga: jalan santai setiap Minggu terakhir tiap bulan dan senam lansia setiap Jumat minggu ketiga

anggota posyandu lansia yang siap untuk jalan santai

 

Pemberian makanan tambahan berupa kacang hijau setiap pertemuan rutin (sebulan sekali)

Pengajian setiap minggu sekali

pengajian anggota posyandu lansia

Setelah 12 tahun berjalan, Posyandu Lansia Kasatrian telah berhasil menjadi posyandu lansia yang mandiri. Mereka telah memiliki kader yang bertugas untuk mengukur tensi, sehingga posyandu itu tak lagi bergantung pada kehadiran petugas pengukur tensi dari puskesmas setiap bulan. Selain itu, mereka juga telah memiliki alat laboratorium sendiri yang bisa digunakan untuk mengecek kadar gula, asam urat dan kolesterol.

Kegiatan-kegiatan tersebut di atas merupakan kegiatan yang sifatnya internal, ditujukan oleh dan bagi anggota posyandu lansia. Selain kegiatan yang sifatnya internal itu posyandu lansia membentuk pula sebuah paguyuban yaitu: Paguyuban Kakek Nenek Asuh.

Maksud dari dibentuknya Paguyuban Kakek Nenek Asuh di bawah posyandu lansia itu adalah untuk memberikan kesempatan kepada kakek nenek untuk bisa berperan aktif dalam membantu pemerintah dalam menurunkan angka kematian bayi dan ibu hamil atau ibu melahirkan. Adapun tujuan dari dibentuknya paguyuban tersebut ada 2, yaitu:

  • adanya perubahan perilaku kakek nenek terhadap budaya yang bertentangan dengan kesehatan
  • meningkatkan kemampuan kakek nenek yang sudah paham tentang kesehatan untuk memberikan bimbingan kesehatan untuk keluarga dan juga lingkungannya

Untuk itu, para anggota lansia yang ditunjuk tergabung dalam Paguyuban Kakek Nenek Asuh, setiap bulan pada saat pertemuan posyandu lansia, juga mendapatkan pembinaan dan pembekalan. Diharapkan melalui pembekalan dan pembinaan itu peserta program Kakek Nenek Asuh tak lagi berpegang pada mitos dan tradisi yang salah dalam merawat ibu hami/melahirkan dan juga bayinya.

Jadi, jika posyandu lansia kegiatannya murni untuk intern (anggota saja) maka paguyuban Kakek Nenek Asuh ini kegiatannya ditujukan untuk ekstern (masyarakat dan anggota keluarga yang bukan menjadi anggota posyandu lansia). Meski anggota posyandu lansia adalah kelompok lansia, namun mereka tetap dapat diberdayakan dan mampu ikut berperan aktif dalam mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

meski tak lagi muda, bukan berarti tak mampu memberikan sumbangih untuk negara

Peran Media Sosial dalam Indonesia Move On

Masyarakat memegang kunci dalam keberhasilan pemberdayaan masyarakat. Meskipun program yang dibuat pemerintah untuk pemberdayaan masyrarakat sudah bagus, namun tanpa adanya partisipasi aktif masyarakat maka pemberdayaan masyarakat hanya tinggal menjadi program semata. Selain itu, keberhasilan pemberdayaan masyarakat tak akan bergaung dan menggerakkan masyarakat lainnya jika masyarakat tak ikut berperan aktif meneruskan kabar itu melalui media sosial.

ilustrasi oleh penulis(sumber gambar 1,2,3)

Sebuah keberhasilan pemberdayaan masyarakat yang berakibat pada perbaikan kualitas kehidupan tentu akan segera ditiru oleh yang lainnya. Pemberitaan yang terus menerus akan hal itu mau tak mau akan menyebar dan akan memacu semangat warga negara untuk ikut move on guna memperbaiki situasi dan keadaan diri mereka serta lingkungannya. Disinilah peran penting media sosial dalam gerakan Indonesia Move On.

Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi yang kian pesat saat ini, akan semakin memudahkan masyarakat untuk mendapat berita melalui berbagai media secara cepat. Media sosial, khususnya blog, ternyata memiliki peranan besar dalam menyebarkan informasi. Seperti yang sedang aku lakukan saat ini, yaitu menginformasikan (melalui blog) kegiatan dan prestasi yang telah berhasil dicapai oleh Posyandu Lansia Kasatrian yang ada di lingkunganku.

Blog merupakan jenis jurnalisme warga atau yang biasa disebut dengan citizen journalism. Yang dimaksud dengan jurnalisme warga adalah jurnalisme yang berasal dari dan oleh masyarakat serta dipublikasikan oleh masyarakat itu sendiri untuk selanjutnya dikonsumsi publik.

Sebagai bentuk Citizen Journalism, Dompet Dhuafa sebagai lembaga milik ummat ingin mengajak masyarakat terlibat dalam mewarnai pemberitaan yang lebih positif dan objektif. Dompet Dhuafa yang merupakan lembaga nirlaba yang menghimpun dan menyalurkan dana ZISWAF, dana CSR dan dana halal lainnya baik bersifat individu maupun korporasi secara terbuka menyebarluaskan program kegiatannya melalui Website, Socmed (Twitter, Facebook), Youtube, Zakat TV, Majalah Swara Cinta dan Disaster Radio. Itu sebabnya, gaung dari gerakan-gerakan yang dilakukan Dompet Dhuafa terdengar kemana-mana, apalagi semuanya bertujuan dalam pemberdayaan masyarakat menuju Indonesia Move On.

Mengingat besarnya peran media sosial, maka sebaiknya para pengguna media sosial dapat dengan cerdas memanfaatkannya untuk hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Teknologi media digital dalam digunakan untuk mengedukasi masyarakat, merubah pola pikir, memberikan solusi serta mendorong masyarakat ke arah perubahan yang lebih baik. Salah satu caranya adalah dengan mengabarkan berbagi cerita keberhasilan dan manfaat pemberdayaan masyarakat agar IndonesiaMove On dapat segera terwujud.